Pendidikan

Kajian Unipdu Jombang: Mendidik Anak dengan Teladan

×

Kajian Unipdu Jombang: Mendidik Anak dengan Teladan

Sebarkan artikel ini
TELADAN: Wakil Dekan FAI Unipdu, Dr KH Ali Muhsin, saat menyampaikan materi kajian Ramadan di Islamic Center Unipdu, Senin (1/4).

Desakita.co – Ucapan dengan perbuatan lebih efektif dibanding ucapan dengan lisan. Ini harus betul-betul dipegang dalam mendidik anak.

’’Kebiasaan orang tua saya di bulan Ramadan sampai sekarang masih terkenang dan saya mudah meneladaninya. Dalam mendidik anak memang harus mendahulukan teladan dibanding omongan,’’ kata Wakil Dekan FAI Unipdu, Dr KH Ali Muhsin, saat menyampaikan materi kajian Ramadan yang digelar PSQ di Islamic Center Unipdu, Senin (1/4).

Di awal Ramadan, orang tuanya selalu membeli kurma dalam jumlah besar. Setiap hari, dia disuruh membungkusi. Tiap bungkus diisi tiga biji kurma.

’’Untuk takjil orang-orang di masjid, saya disuruh membawa  20 bungkus setiap hari,’’ terangnya. Ini mengajarkan kepedulian sosial agar anaknya senang sedekah.

Saat tarawih, ayahnya mengajak berangkat bersama ke masjid.

’’Ayah salat dibelakang saya. Jadi otomatis saya tidak berani ramai,’’ ungkapnya. Padahal tiap malam yang dibaca 1,5 juz. Hal itu mengajarkannya jadi orang yang religius.

Setelah tarawih di masjid ada orang tadarus. ’’Saya sering disuruh belikan jamuan untuk orang tadarusan. Kadang dibelikan gado-gado, gorengan atau dibuatkan kopi,’’ kenangnya.

Pada 10 malam terakhir Ramadan, dia sering diajak itikaf dan qiyamul lail di masjid.

’’Sambil melekan dan kadang bincang-bincang,’’ urainya. Yang dibahas suasana malam itu. ’’Muhsin, apa kira-kira ini tanda malam lailatul qadar?’’ ucapnya menirukan dialog dengan ayahnya.

Hal itu membuatnya semakin dekat dengan orang tua dan berani menyatakan pendapat.

’’Setiap ada orang curhat kesulitannya, ayah saya langsung memberi uang,’’ ungkapnya.

Nyai Hj Azza As’ad mertuanya juga banyak memberinya teladan. ’’Pernah beliau titip saya sedekah untuk masjid. Sambil dipeseni jangan bilang saudara-saudara yang lain,’’ ungkapnya. Hal itu mengajarkan pentingnya ikhlas dalam beramal.

’’Keteladanan itulah yang sekarang minim. Banyak orang tua lebih mementingkan ngandani dengan omongan tanpa memberikan teladan. Jadinya malah debat dengan anak,’’ urainya.

Hal itu bisa membuat anak tidak nyaman di rumah. Sehingga akhirnya anak lari dari rumah dan gampang terkena pengaruh tidak baik. (jif/naz/ang)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *