Desakita.co – Warga yang tinggal di Kecamatan Wonosalam semakin kreatif memanfaatkan komoditas holtikultura. S
alah satunya dilakukan Alina Dini, warga Desa Panglungan, Kecamatan Wonosalam yang membuat olahan sambel siap saji dari petai Wonosalam.
Dini terinspirasi membuat sambel petai sejak 2023. Melimpahnya komoditas petai di lingkungan tempat tinggalnya, membuatnya tertarik membuat olahan yang bisa dinikmati masyarakat luar.
”Saya sejak 2023 saya membuat olahan berbahan petai. Sebelumnya saya memasarkan petai dengan media online.
Dengan melimpahnya pete di Wonosalam terbesit membuat produk makanan olahan berupa sambal petai,’’ ujar dia di sela-sela kesibukannya membuat sambal kemarin.
Petai Wonosalam dikenal memiliki daging yang lebih tebal dibanding petai daerah lainnya. Tak lain, karena lahan yang subur di Wonosalam membuat tanaman petai tumbuh maksimal.
Baca Juga: Segarnya Es Krim Durian Wonosalam, Rasanya Lumer dan Bikin Nagih
”Jadi petai di sini (Wonosalam) memang salah satu komoditas unggulan,’’ jelas dia.
Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat sambel petai mudah didapat. Di antaranya cabai, tomat, bawang merah, bawah putih dan bahan utama, yakni petai asli Wonosalam. Namun, ada bahan tambahan yang membuat sambalnya terasa spesial.
”Saya tambahkan teri dalam sambal saya,’’ tambahnya.
Ia mengatakan, selain dicampur teri, sambal yang ia buat diproses ala dapur rumahan.
Ia menggunakan uleg dan cobek dalam membuat sambal. Sehingga sensasi sambal yang dibuat terasa familiar di lidah masyarakat.
”Ciri khas sambal pete Resep Nona Dini saya memakai ikan teri dan di ulek ala masakan rumahan,’’ jelas dia.
Baca Juga: Penuhi Permintaan Ekspor ke Jepang, Bukti Kopi Ekselsa Wonosalam Jombang Naik Kelas
Sambal petai buatan Dini, dibuat tanpa tambahan bahan pengawet dan bisa bertahan hingga 2 bulan. ”Satu kemasan ini bisa bertahan sampai 2 bulan,’’ pungkasnya.
Sementara itu, sambal petai buatan Alina Dini, warga Desa Panglungan, Kecamatan Wonosalam diminati banyak pelanggan.
Ini terlihat dari banyaknya permintaan sambal petai buatannya.
Baca Juga: Penuhi Permintaan Ekspor ke Jepang, Bukti Kopi Ekselsa Wonosalam Jombang Naik Kelas
”Alhamdulillah, rasa sambal khas masakan Jawa membuat beberapa konsumen untuk repeat order kembali,’’ ujar dia kepada Jawa Pos Radar Jonbang kemarin (16/4).
Ia mengatakan, selain rasa yang khas, sambel petai buatannya juga praktis dan ekonomis. Sehingga cocok untuk oleh-oleh. ”Ini saya kemas dalam botol sehingga praktis,’’ jelas dia.
Untuk harga sendiri, Dini mengemas dalam kemasan dalam kemasan 150 gram yang dibanderol Rp 25 ribu.
Sedangkan, dalam pemasarannya, ia sementara mengandalkan getok tular dari mulut ke mulut serta media onlie maupun e commerce.
”Serta toko oleh-oleh di luar kota Jombang supaya memudahkan jangkauan konsumen untuk menikmati sambal petai ini,’’ pungkasnya. (ang/naz)