Desakita.co – Ribuan umat Hindu di Kabupaten Jombang melaksanakan tradisi tawur agung dan pawai ogoh-ogoh, Mingu (10/3), kemarin.
Tradisi ini dilakukan untuk membuang sifat-sifat buruk manusia sebelum menjalani tapa brata penyepian, pada Hari Raya Nyepi hari ini (11/3).
Tawur agung dan pawai ogoh-ogoh berpusat di Dusun Ganten, Desa Wonomerto Kecamatan Wonosalam.
Ratusan umat Hindu mengawali tradisi dengan persembahyangan di Pure Kayangan Pacaringan dusun setempat.
Setelah itu, dilanjutkan pawai ogoh-ogoh yang diarak sekitar tiga kilometer dari Dusun Ganten, Desa Wonomerto menuju Dusun Wates, Desa Galengdowo.
Setiba disana, ogoh-ogoh yang diwujudkan dalam boneka besar dengan karakter iblis itu dibakar bersama-sama.
Pawai diberangkatkan Pj Bupati Jombang, Sugiat, didampingi Yayuk Dwi Irawanti serta jajaran kepala organisasi perangkat daerah (OPD) terkait.
Ketua Walaka atau Penasehat Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Jombang, Ketut Suseno Putro, 53, menyampaikan, tawur agung dan pawai ogoh-ogoh digelar umat Hindu setiap tahun menyambut Hari Raya Nyepi.
”Ogoh-ogoh dilambangkan sebagai sifat buruk manusia. Ada iri, dengki, jahat yang kita wujudkan dalam boneka.
Ogoh-ogoh kita arak kemudian kita musnahkan. Sehingga, saat menjalani tapa brata penyepian kita benar benar punya hati yang suci dan bersih,’’ ujarnya.
Dalam menyambut Hari Raya Nyepi, umat Hindu terlebih dulu menggelar beberapa rangkaian tradisi.
Pertama melasti, tawur agung serta ogoh-ogoh dan terakhir menjalani tapa brata penyepian di rumah masing-masing.
”Harapan kita sebagai umat Hindu selalu diberkahi kedamaian, kebahagiaan, dan kesejahteraan,’’ jelasnya.
Ia juga berharap, Indonesia tetap aman dan kondusif pasca digelarnya pesta demokrasi. ”Semoga kita semua diberikan keselamatan serta dijauhkan dari bencana,’’ ungkapnya. (ang/jif)