Potensi

Melihat Tradisi Kungkum Sinden di Desa Made Jombang, Terawat Sejak Zaman Dulu, Kini Diajukan Warisan Budaya

×

Melihat Tradisi Kungkum Sinden di Desa Made Jombang, Terawat Sejak Zaman Dulu, Kini Diajukan Warisan Budaya

Sebarkan artikel ini
NGURI-URI BUDAYA: Tradisi kungkum sinden di Sendang Made Desa Made, Kecamatan Kudu, yang masih dilestarikan.

Desakita.co – Tradisi kungkum sinden di Desa Made, Kecamatan Kudu sampai sekarang masih dilestarikan di Jombang.

Ritual ini diyakini sudah ada sejak lama. Sekaligus menjadi penanda mereka siap terjun ke dunia persindenan.

Pamong Budaya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jombang Anom Antono menjelaskan, tradisi kungkum sinden sudah ada sejak lama.

Merupakan bagian dari integral kebudayaan lokal. Melibatkan seni suara dan tari dalam setiap perayaan adat.

”Biasanya dalam konteks acara seperti pernikahan, khitanan, dan upacara adat lainnya. Pertunjukan ini tidak hanya menghibur, tetapi juga mengandung nilai-nilai moral dan pendidikan yang diwariskan dari generasi ke generasi,” katanya.

Tradisi kungkum sinden biasanya digelar Pemkab Jombang bekerjasama dengan Pemerintah Desa Made dan kelompok sadar wisata (pokdarwis).

Baca Juga: Pemkab Jombang Mulai Susun Program 100 Hari Kerja Bupati dan Wabup, Ini Rinciannya

Pesertanya dari sanggar kesenian di Jombang. Untuk tahun ini, baru saja dihelat seminggu yang lalu, Minggu (24/2) lalu.

Para seniman berendam sembari berdoa di Sendang Made yang terletak di lereng Gunung Pucangan, Desa Made, Kecamatan Kudu.

Tradisi kungkum sinden ditutup dengan pagelaran wayang kulit pada malam harinya.

”Tradisi kungkum sinden awalnya merupakan salah satu media bukan hanya untuk sinden, tetapi juga berbagai macam seniman. Seperti penyanyi, ludruk dan lainnya,” ujarnya.

Intinya dalam ritual itu, mereka meminta ke tuhan agar diberi kelancaran dalam profesinya.

”Semakin baik popularitasnya juga menanjak, dan karirnya kian baik,” pungkasnya.

Pemkab Jombang terus berupaya melestarikan tradisi kungkum sinden di Desa Made, Kecamatan Kudu.

Melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (P dan K) Jombang tradisi itu diajukan sebagai warisan budaya tak benda.

Baca Juga: Tradisi Gerebek Apem di Jombang Meriah, Gus Wabup Ajak Masyarakat Jaga Toleransi

Pelaksana harian (Plh) Kepala Dinas P dan K Jombang Wor Windari mengungkapkan, pengajuan tradisi kungkum sinden sebagai warisan budaya tak benda bertujuan untuk melestarikan tradisi yang hampir punah ini.

”Kami ingin memastikan generasi mendatang dapat mengenal dan menghargai tradisi ini.

Kungkum sinden bukan hanya sekadar pertunjukan, tetapi juga merupakan identitas budaya masyarakat Made,” ujarnya.

Proses pengajuan ini melibatkan berbagai pihak. Termasuk komunitas seni lokal, tokoh masyarakat, dan akademisi.

”Mereka bekerja sama untuk mendokumentasikan dan mempromosikan tradisi kungkum sinden agar dapat diterima sebagai warisan budaya yang diakui secara resmi,” katanya.

Untuk mendukung langkah itu, pihaknya mengadakan berbagai kegiatan.

Baca Juga: Jadi Tradisi Rutin, Desa Tanggalrejo Jombang Meriahkan Ruwah Desa dengan Pagelaran Wayang Kulit

Seperti pelatihan bagi para sinden muda dan pertunjukan rutin di berbagai acara. ”Kami juga akan mendukung kegiatan pelatihan dan sebagainya,” tegasnya.

Diharapkan, ke depan dapat menarik minat generasi muda untuk terlibat dan melestarikan tradisi yang kaya akan nilai-nilai budaya ini.

”Kami berharap generasi muda tetap meneruskan dan melestarikan tradisi-tradisi yang ada di Kabupaten Jombang,” pungkasnya. (yan/fid)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *