Desakita.co – Rektor Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum (Unipdu) Jombang Dr dr HM Zulfikar As’ad MMR menyampaikan pentingnya mengelola stres dan kecemasan melalui pembatasan penggunaan media sosial.
Hal itu ia sampaikan saat membuka kegiatan Kajian Ramadan di Islamic Center Unipdu Jombang, kemarin (3/3).
Gus Ufik, sapaan akrabnya menyampaikan, jika momentum Ramadan bisa menjadi detoks guna mengelola stres dan kecemasan.
”WHO mendefinisikan sehat adalah sempurna fungsi baik fisik, mental maupun sosial. Sehat menurut WHO tidak cukup sehat secara fisik saja, namun juga meliputi tiga hal itu,’’ ujar dia.
Data Kemenkes, angka orang sakit jiwa di Indonesia cukup tinggi dengan perbandingan 1 : 5. Kebanyakan dari kasus tersebut, akibat gangguan psikis.
Menurutnya, salah satu pemicu penduduk di Indonesia mengalami gangguan psikis akibat kurang bisa mengontrol stres yang diakibatkan dampak buruk dari media sosial.
Baca Juga: Ketua Yapetidu Jombang Ajak Bangun Koneksi Positif di Era Digital
”Stres harus dikelola, jika tidak akan berdampak buruk pada kesehatan mental,’’ jelas dia.
Mengutip teori Profesor Dadang Hawari seorang psikeater muslim Indonesia, manusia terdiri atas empat unsur, yakni bio, psiko, sosial dan spiritual.
”Ketika 4 unsur tersebut tidak seimbang, maka akan terjadi gangguan. Sebaliknya, jika kita memahami empat unsur maka kita akan mudah mengelola stres,’’ jelas dia.
Ketua ARSINU Pusat ini menguraikan, kategori stres ada tiga. Pertama, stres positif (eustress), yakni stres yang dapat memotivasi dan membantu seseorang berkembang.
Kedua, stres negatif (distress) adalah stres dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Ketiga, hypostres, yakni jenis stres yang diakibatkan kurangnya stimulus.
”Kalau tidak pintar mengelola stres maka tidak bisa menghadapi kehidupan nyata ke depannya. Apalagi dengan terpapar medsos sehari hari, tentu akan sangat berbahaya,’’ jelas dia.
Baca Juga: Diikuti 372 Wisudawan, Unipdu Jombang Sukses Gelar Wisuda ke-23
Ketua Ikatan Alumni SMPP SMADAJOE ini menekankan, angka stres Gen Z kelahiran 1997-2000 lebih tinggi dibandingkan generasi lain.
Sebab, di era sekarang, mereka lebih banyak menggunakan gawai atau gadget dalam kehidupan sehari hari.
”Untuk itu, sebagai dijelaskan dalam surat At-Tin ayat 4: Laqad khalaqnal insaana fi ahsani taqwim” yang artinya “sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.
Untuk itu sebagai manusia maka harus selalu optimis dan berusaha menjadi pribadi yang baik dengan menjalankan perintah perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya,’’ tandasnya.
Baca Juga: Upaya Cari Bibit Unggul, Unipdu Jombang Adakan Badminton Unipdu Competition 2024
Menurutnya, sangat perlu kehati-hatian dalam memanfaatkan media sosial.
Untuk itu, medsos harus dimanfaatkan untuk hal-hal yang positif, seperti mendapatkan informasi sebagai penunjang belajar, bukan sebagai sumber utama.
”Di sisi lain jangan pernah memasang “status” pada medsos tentang hal yang negatif baik mengenai diri sendiri maupun orang lain, terutama tentang kegalauan atau hal-hal yang negatif. Karena itu akan menjadi rekam jejak yang dapat merugikan diri sendiri,’’ pungkasnya. (ang/naz)
Respon (2)