Potensi

Warga Desa di Jombang Ini Berbagi Tips Budi Daya Ikan Guppy, Ternyata Mudah dan Menjanjikan

×

Warga Desa di Jombang Ini Berbagi Tips Budi Daya Ikan Guppy, Ternyata Mudah dan Menjanjikan

Sebarkan artikel ini
WARNA-WARNI: Indukan ikan guppy milik M Lukman Hakim warga Desa Plosokerep, Sumobito, Jombang yang siap jual. (Ainul Hafidz/Radar Jombang)

DesaKita.co – Ikan hias air tawar guppy bentuknya menggemaskan. Selain kecil, ikan ini juga berwarna-warni.

M Lukman Hakim, warga Desa Plosokerep, Kecamatan Sumobito, Jombang suskes membudidayakan ikan hias air tawar itu.

Di ruang tamu rumahnya di Dusun Plososantren, akuarium berisi ikan guppy dijejer rapi. Ukurannya beragam, ada yang menggunakan galon bekas air mineral, hingga bak dengan 40 literan.

Baca Juga: Tinjau Korban Longsor di Desa Carangwulung Wonosalam, Ini yang Dilakukan Bupati Jombang

Lukman, sapaan akrabnya, sudah sejak 2013 budi daya ikan guppy. ”Awalnya beli ikan dari penjual keliling dan saya taruh di bak mandi ternyata beranak banyak,” katanya membuka pembicaraan.

Sejak saat itu, Lukman getol membudidayakan ikan guppy. Hingga akhirnya sekarang memiliki ratusan ekor indukan dengan berbagai jenis. Mulai dari ikan guppy Albino Coi Red Ear, Blue Ivory, Red Ivory, hingga Yellow Cobra.

”Jadi 2019 itu saya mulai budi daya guppy dengan jenis yang harganya lebih mahal,” imbuh dia.

Menurut dia, budi daya ikan hias air tawar cenderung mudah. Karena yang paling diutamakan, yakni kebersihan air. ”Makanya saya siapkan kolam sendiri, khusus untuk pengendapan air,” ujar Lukman.

Dijelaskan, air endapan itu yang nantinya dipakai sebagai pengganti air di setiap akuarium.

”Jadi semua jenis ikan hias apa pun itu, kalau bisa pakai air endapan. Jangan pakai air dari kran atau sumur langsung ditaruh dan dimasukkan ke dalam akuarium. Itu akan membuat ikan mudah stres dan cepat mati,” ujar dia.

Air itu diendapkan selama tiga sampai empat hari. Ketika itu, baru dimasukkan ke dalam akuarium.

Baca Juga: Mengurus Negara

”Lalu kita masukkan indukan ikan guppy dengan jenis yang sama, jangan jenis yang berbeda. Karena akan pengaruh ke anakannya,” tutur Lukman.

Biasanya ikan guppy dengan usia tiga bulan sudah siap untuk beranak. ”Ketika sudah beranak diusahakan dipisah dan dicarikan tempat sendiri,” ujar dia.

Karena ketika indukan dan anakan dijadikan dalam satu akuarium, bakal berpengaruh ke kondisi anakan ikan.

”Pertama, anakannya biasanya tidak bisa tumbuh normal istilahnya kecentet. Karena suplai makanan lebih banyak dimakan indukannya,” ujar dia.

Anakan ikan guppy ditaruh dalam tempat dengan jenis yang sama. Kalaupun memiliki anakan dengan jenis berbeda, juga harus dipisah. ”Jadi harus sama satu jenis,” tutur Lukman.

Ketika sudah menginjak satu bulan warna dari ikan itu sudah mulai terlihat. Sesuai dengan jenisnya, paling mahal menurut Lukman, yakni ikan guppy Albino Coi Red Ear satu pasangnya Rp 100 ribu.

”Jadi yang membedakan ikan guppy ini karena warnanya banyak, sesuai jenisnya. Ada alibino ini matanya cenderung merah, ada yang warnanya biru langit,” kata Lukman. (fid/naz)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *