Desakita.co – Desa Ngampungan, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang memiliki wisata Pandansili yang kini jadi ikon desa.
Wisata yang di-launching 2020 itu mampu mendongkrak perekonomian warga sekitar jadi lebih berkembang dan berdaya. Bahkan, mampu menyumbang pendapatan asli desa (PADesa) hingga puluhan juta rupiah per tahun.
Kepala Desa Ngampungan Rohan menjelaskan, kolam di area Pandansili merupakan peninggalan Belanda yang dulu digunakan untuk menyuplai air ke pabrik karet.
Salah satu keistimewaan Pandansili, sumber mata air tidak pernah surut meski kemarau. Hal itu yang membuatnya terus mengembangkan Pandansili menjadikan wisata pemandian dengan sumber mata air alami.
“Mulai tercetus membangun wisata sejak 2018 saat ada program Bursa Inovasi Desa. Setahun kemudian, kita mulai membangun,’’ katanya saat ditemui, kemarin.
Setelah dibangun, Pandansili akhirnya di-launching 2020. Meksi begitu, perjalanan Pandansili tak semudah yang dibayangkan. Wisata ini sempat tutup sementara karena pandemi Covid-19.
”Akhirnya setelah diperbolehkan buka, kita buka Pandansili,’’ jelas dia.
Keberadaan Pandasili rupaya disambut antusias masyarakat. Belum genap setahun dibuka, banyak warga yang berkunjung ke Pandansili.
Termasuk warga luar, khususnya dari Kecamatan Kandangan, Kabupaten Kediri yang berbatasan dengan Kecamatan Wonosalam. Pengelolaan Pandansili juga terus berbenah.
Salah satunya, dilakukan BUMDes Maju Sejahtera melalui unit wisata Pokdarwis Pandansili.
”Jadi ada aturan, Pemdes tidak boleh mengelola wisata. Akhirnya dikelola BUMDes Maju Sejahtera melalui unit wisata Pokdarwis Pandansili,’’ jelas dia.
Saat ini, wisata Pandansili menjadi pilot project program Ekosistem Keuangan Inklusif (EKI) dari Otoritas Jasa Keuangan Regional 4 Jawa Timur (OJK KR04).
”Sebagai tindaklanjut implementasi program itu Wisata Pandansili telah mengakses jasa asuransi. Wisata Pandansili terhubung dengan asuransi Jasindo serta perbankan dari jasa keuangan di Kabupaten Jombang. Di antaranya, Bank Jatim, Bank BRI, Bank Jombang yang berencana mendirikan stand pembayaran Qris,’’ bebernya serius.
Dampak positifnya, setiap pengunjung yang membayar tiket masuk ke Wisata Pandansili juga mendapatkan asuransi. ”Harga tiket tetap Rp 10 ribu sudah termasuk Asuransi,’’ papar dia.
Di samping itu, Wisata Pandansili juga ada 10 kios yang ditempati warga dengan sistem sewa. Keberadaan kios itu turut membantu perekonomian warga lebih berkembang.
”Ya, biaya sewa juga kita kembalikan ke BUMDes yang nanti untuk pengembangan wisata,’’ pungkas Rohan. (ang/bin/ang)