DesaKita.co – Ketenangan warga Sumberlamong Dusun Jumok, Desa Sambirejo, Kecamatan Wonosalam terusik, Kamis (7/3) dini hari. Ini setelah ada 10 rumah warga rusak gegara tanah bergerak. Tak hanya di depan rumah, retakan juga muncul di dalam rumah hingga lantai yang terbelah.
“Kejadiannya mulai tadi malam, pukul 24.00, saya dan istri pas di dalam rumah, dengar suara grek-grek,” cerita Sugito, 55, salah satu warga yang rumahnya rusak. Sejumlah retakan muncul di depan dan dalam rumah berukuran 10×14 meter.
Ia baru sadar lantai dan tembok rumahnya mulai retak dan terbelah. Struktur pondasi rumahnya juga miring. “Akhirnya saya mencoba keluar, tapi pintu sudah tertutup dan tidak bisa dibuka, sampai didobrak baru bisa keluar,” lontarnya.
Setelah pintu didobrak, Sugito dan istrinya baru bisa mengeluarkan barang-barang berharga dari dalam rumah.
Setelah keluar, Sugito akhirnya tahu kondisi rumahnya yang rusak akibat tanah bergerak. Tak hanya dia, ada 10 rumah lagi milik tetangganya juga rusak.
“Ada 10 rumah yang kena, kondisinya hampir serupa, miring, retak dan tidak bisa lagi digunakan,” tambahnya.
Kini, ia bersama sejumlah warga lainnya harus rela hidup menumpang sementara di rumah saudara dan tetangganya di desa yang sama. “Kalau sekarang menumpang dulu sementara, urusan selanjutnya belum tahu lagi, masih bingung,” ujar dia.
Kepala Desa Sambirejo Sungkono, ketika dikonfirmasi menyampaikan, tanah bergerak yang menimpa warganya bukan hal baru. Kerusakan rumah dan pergeseran tanah sudah pernah terjadi dalam beberapa tahun terakhir.
“Jadi sebelumnya memang sudah ada retakan, pernah disurvei dan diteliti juga, memang tanah gerak dan ada lereng di belakangnya,” terangnya.
Hasil penelitian menyebutkan jika lokasi rumah warga tersebut cukup berbahaya dan tak layak huni. Warga kemudian diarahkan untuk segera bergeser atau pindah ke lain tempat. “Tapi ternyata sebelum pindah sudah kejadian duluan, rumah-rumah rusak,” lontar dia.
Berdasar data, tercatat ada 10 rumah terdampak tanah bergerak. Seluruh penghuninya kini harus mengungsi karena tak bisa ditempati lagi. “Yang terdampak 10 rumah 11 KK, jadi total 34 orang yang mengungsi di tempat saudaranya,” tegasnya.
Sementara itu, Kalaksa BPBD Jombang Bambang Dwijo Pranowo, ketika dikonfirmasi akan mendirikan tenda darurat dan dapur umum untuk warga yang mengungsi. “Kita masih fokus penyelamatan warga, seluruhnya dipastikan selamat, tidak ada korban luka maupun korban jiwa,” katanya.
Bambang membenarkan, kejadian tanah bergerak yang merusak 10 rumah di Desa Sambirejo itu sudah dilakukan penelitian. Hasil penelitian juga sudah diketahui.
Untuk langkah relokasi akan segera dikoordinasikan. Dalam waktu dekat, pihaknya akan menyiapkan penampungan dan tenda darurat bagi pengungsi. “Makannya kita penuhi melalui dapur umum, dimulai hari ini (kemarin, Red)” pungkasnya. (riz/bin/fid)