DesaKita.co – Produksi arang di Desa Gedangan, Kecamatan Mojowarno, Jombang, Jawa Timur tetap eksis.
Bahan baku yang dipilih dari kayu berkualitas, yakni mangga dan asam. Selama 14 tahun terakhir penjualannya juga tembus pasar luar Jombang.
Halaman rumah milik Rusmanto, 40, perajin arang dijadikan tempat produksi sejak 2010 lalu. Ada empat tungku pembakaran di lokasi itu.
Baca Juga: Profil Soeharto Ketua PMI Kabupaten Jombang: Perintis Berdirinya PMI Jombang, Aktif Sejak 1980
”Pembakarannya kan memang lama, jadi butuh banyak tempat supaya produksinya juga bisa banyak dan terus,” ungkapnya.
Rusmanto, biasanya menggunakan bahan kayu mangga untuk arang produksinya. Atau jika tak ada, alternatifnya adalah kayu asam.
Kedua kayu itu, disebutnya lebih ulet saat dilakukan pembakaran hingga tak akan banyak timbul ledakan.
”Kayunya dipilah dulu, biasanya terus digergaji dan dipotongi, baru kemudian dimasukkan tungku,” ungkapnya.
Baca Juga: Dzakira Syamra Assyauqie Gadis Manis Asal Desa Brodot Jombang yang Bakat Menyanyi dan Beramain Piano
Proses pembakaran arang, juga berlangsung sangat lama. Paling tidak, arang baru bisa dipanen sepenuhnya setelah menjalani 10 hari pembakaran.
”Kalau sudah 10 hari, baru dibongkar terus disiram, kemudian baru dipisahi dan dibungkus,” ungkapnya.
Untuk satu tungku, ia menyebut hasilnya juga sudah cukup besar.
Dalam sekali pembakaran, bisa menghasilkan 30 karung besar arang ukuran 50 kilogram.
”Satu tempat pembakaran, kurang lebih menjadi 30 karung arang,” jelasnya.
Harga arang hasil keuletan tangan Rusmanto ini sangat murah.
Dia hanya membandrol Rp 70.000 per karung.
”Penjualan Rp 70.000 per satu karung dengan ukuran 50 kilogram,” pungkasnya. (riz/fid)
Kok ndak ada nomor pemesanan kak