Desakita.co – Komitmen gabungan perempuan dari Desa Ngogri, Kecamatan Megaluh Kabupaten Jombang dengan beragam latar belakang untuk mempromosikan serta melestarikan seni budaya, menjadi benang merah yang menyatukan mereka dalam inisiatif Perempuan Brantas.
Terdiri dari beberapa grup karawitan, gejok lesung, hadroh dan samroh, opyak serta teater.
Perempuan Brantas merupakan bagian dari ekosistem Pasar Brantas.
Beberapa waktu lalu, telah ditetapkan sebagai penerima Bantuan Pemerintah Fasilitasi Pemajuan Kebudayaan dari Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XI Jawa Timur.
Bantuan ini akan digunakan untuk pementasan seni budaya bertajuk “Perempuan Brantas Menembus Batas”.
Yang unik, penyaji dan panitia pementasan ini semuanya perempuan.
Tema menembus batas diambil karena adanya semangat, perempuan bisa juga menjadi garda terdepan pelestarian seni budaya.
”Selama ini mungkin orang mengira promosi dan pelestarian seni budaya dimonopoli laki-laki.
Nyatanya tidak demikian, kami para perempuan juga punya daya dan peran di dalamnya,” tegas Ririn Agustinah, salah satu penggerak Perempuan Brantas yang juga koordinator grup gejok lesung Guyub Rukun.
Pementasan akan melibatkan sekitar 65 perempuan dan menyajikan tema cerita kehidupan masyarakat pedesaan dengan lakon cerita kegiatan warga desa dari pagi sampai tengah malam.
Penuh dengan pitutur atau pesan kebaikan seperti semangat gotong royong, kebersamaan, toleransi, penghormatan akan lingkungan, dan saling menghargai.
”Kehidupan di pedesaan penuh dengan nilai-nilai kebaikan yang perlu terus digaungkan dan dilestarikan.
Kami mengucapkan terima kasih atas bantuan yang diberikan pemerintah melalui BPK Wilayah XI,” ujar Tutuk Yulistariningtyas, koordinator grup hadroh dan samroh Rahmatan lil Alamin.
Dengan dukungan ini, akan memberikan banyak dampak baik.
Misalnya meningkatkan semangat, rasa percaya diri, serta kebanggaan bagi para anggota Perempuan Brantas.
Selain itu bisa meningkatkan kapasitas mereka dalam pengelolaan pementasan seni budaya yang berkualitas.
Pementasan ini diharapkan menjadi sarana tontonan dan tuntunan bagi masyarakat desa yang menyaksikannya.
Selalu menginspirasi para penonton untuk terus ikut dalam pelestarian seni dan budaya setempat. (ang/naz)