Uncategorized

Sungai Meluap, Ribuan KK 9 Desa di Jombang Terdampak Banjir, Ada yang Sampai Ketinggian 2 Meter

×

Sungai Meluap, Ribuan KK 9 Desa di Jombang Terdampak Banjir, Ada yang Sampai Ketinggian 2 Meter

Sebarkan artikel ini
MENGGENANG: Warga di Desa Kademangan Kecamatan Mojoagung terdampak banjir, Rabu (7/3).

Desakita.co – Hujan deras yang melanda wilayah hulu membuat tiga sungai di Kecamatan Mojogung dan Sumobito meluap, Rabu (6/3) pagi.

Akibatnya, permukiman warga di 9 desa dari 3 kecamatan sekitar terendam. Selain Kecamatan Mojoagung, banjir juga terjadi di Sumobito dan Kecamatan Jombang.

“Sejak pukul 01.00 air sudah meluber, tapi mulai masuk rumah pukul 03.00,” terang Herlina, 40, salah seorang warga Dusun Kademangan.

Ia menyebut, banjir yang menggenangi kampungnya akibat luberan dua sungai besar di dekat rumah. Yakni sungai Catak Banteng dan Sungai Pancir.

“Kemarin malam kan hujan deras dari sore sampai malam, akhirnya ya meluber,” lontarnya.

Banjir juga terjadi rutin setiap musim hujan. Sehingga ia sendiri mengaku tak khawatir.

“Ya memang sudah langganan, beberapa rumah warga juga sudah punya ruangan khusus di atap untuk njagani banjir,” imbuhnya.

Padahal, ketinggian banjir mencapai 2 meter. “Kalau di dalam rumah sekitar 70-80 sentimeter, tapi kalau di luar ya bisa sampai 2 meter paling parah,” tegasnya.

Hal ini dibenarkan Kepala Dusun Kebondalem Irwan Susanto. Menurutnya, ada 500 kepala keluarga (KK) yang terdampak banjir.

Namun, hingga Rabu (6/3) siang, hanya 4 orang yang  mengungsi. “Ya memang sudah rutin banjir seperti ini, dan trennya sudah mulai surut,” ungkap dia.

Banjir disebutnya juga menyapa sejumlah desa lain di Kecamatan Mojoagung.

“Informasi teman-teman relawan bencana, ada Desa Tanggalrejo, Dukuhmojo, Mancilan, Betek dan Desa Karobelah. Selain Desa Kademangan ini,” bebernya.

Pantauan hingga sore, air terpantau surut. Begitu juga aliran Sungai Catak Banteng dan Kali Pancir juga terpantau surut.

Di wilayah perkotaan, sejumlah dusun di Desa Pulo Lor tergenang seharian, kemarin (6/3).

Hal tersebut terjadi lantaran skunder Gude Ploso yang melintas di wilayah permukiman warga meluap.

Tampak aktivitas warga terhambat. Air tampak menggenang area jalan hingga beberapa rumah warga yang elevasinya lebih rendah dari permukaan jalan.

”Ya ini sejak kemarin malam pukul 01.00, sekarang masih begini,’’ ujar Sumiati, 49 warga setempat.

Akibat genangan itu, sebagian warga memilih tetap berada di rumah sambil memantau perkembangan debit air. ”Sementara ini belum ada yang mengungsi. Rata-rata siaga di rumah,’’ terangnya.

Ia mengatakan, banjir yang terjadi di wilayahnya hampir terjadi setiap tahun. Hal tersebut lantaran skunder Gude Ploso meluap setelah terjadi hujan lebat semalam.

”Ya kalau habis hujan lebat pasti begini,’’ jelas dia.

Sementara itu, berdasar data BPBD Jombang luapan sungai Catak Banteng dan Kali Gunting berdampak pada 9 desa di 3 kecamatan berbeda.

Di Desa Kademangan misalnya, banjir setinggi 50-100 Cm dengan tren berangsur surut. Desa Janti setinggi 10-20 cm juga berangsur surut.

Desa Betek setinggi 10-20 Cm berangsur surut. Sedangkan banjir di Desa Mancilan dan Desa Tanggalrejo sudah surut.

Di Kecamatan Sumobito, banjir terjadi di Desa Madyopuro setinggi 10-30 Cm dan Desa Talunkidul setinggi 30-50 Cm.

Dua lokasi banjir ini berangsur surut. Sedangkan di Kecamatan Jombang, banjir melanda Desa Pulo Lor setinggi 20-40 Cm dan Desa Sambongdukuh setinggi 20-40 Cm.

“Banjir saat ini sudah berangsur surut, bahkan ada yang sudah surut total,” terang Supervisor Pusdalops BPBD Jombang Stevie Maria kepada wartawan, Rabu (6/3).

Menurutnya, banjir di Kecamatan Mojoagung terjadi karena sejumlah faktor.

Mulai dari topografi Mojoagung yang rendah, diapit Sungai Catak Banteng, Kali Gunting dan Kali Pancir, serta curah hujan tinggi di wilayah hulu. “Hulunya di Wonosalam, Kediri dan Malang,” jelasnya.

Lain halnya dengan Kecamatan Sumobito menurut Stevie, banjir dipengaruhi Sungai Ngotok Ring Kanal yang meluber.

Termasuk debit Sungai Gude Ploso yang hulunya di Kediri.

“Kenapa banjir? Karena curah hujan tinggi di hulu, sehingga muka air sungai naik dan meluber. Sama juga dengan penyebab banjir di Kecamatan Jombang,” tandasnya. (riz/ang/bin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *