Desakita.co – PT SGN (Sinergi Gula Nusantara) PG Tjoekir di Desa Cukir, Kecamatan Diwek, Jombang memiliki slogan tumbuh bersama mitra.
Tahun ini, optimistis bisa memenuhi target menggiling 430.000 ton tebu dan menghasilkan 31.000 ton gula pasir.
General Manajer (GM) PG Tjoekir Abdul Azis Purmali mengatakan, musim giling tahun ini memiliki slogan tumbuh bersama mitra.
Sedangkan slogan di pabrik bekerja benar dan benar-benar bekerja cepat.
Baca Juga: Jaga Kualitas Air Buangan, Cara PG Djombang Baru Kelola Limbah Secara Optimal
”Karena PG Tjoekir ini merupakan salah satu pabrik gula milik pemerintah yang ditugaskan mengawal Perpres 40/2023 tentang swasembada gula, tentu tidak bisa berjalan sendiri,” kata Azis.
Sehingga butuh dukungan dan sinergi dengan seluruh mitra terlibat. Utamanya petani tebu.
”Bagaimana kita bisa bergandengan tangan dengan mereka, budi daya bagus serta pada saat panen bisa menikmati harga yang bagus pula,” imbuh dia.
Menurut dia, pihaknya bersama dengan mitra memiliki andil yang besar.
Sama-sama memiliki hubungan simbiosis mutualisme.
”Tentu dengan slogan tumbuh bersama mitra menjadi energi positif baik bagi pabrik maupun petani,” tutur Azis.
Beragam cara sudah dilakukan untuk menjalin sinergi itu.
Mulai dari menggelar forum temu kemitraaan bersama petani, ngopi bareng dan banyak hal lain kegiatan non formal bersama petani tebu.
Baca Juga: Dengan Alat Ini, PG Djombang Baru Tekan Dampak Limbah Abu dan Debu
”Sehingga, baik perusahaan, petani dan karyawan juga sejahtera,” ujar dia.
Terlebih tahun ini pabrik sudah mendapat target harus bisa menggiling 430.000 ton tebu.
”Dari situ harapannya menghasilkan 31.000 ton gula pasir,” lanjut Azis.
Sampai dengan pertengahan Agustus, persentasenya sudah mencapai 60 persen. Dia optimistis target itu bisa tercapai.
”Kami optimistis tercapai, karena dalam perjalanan tinggal 40 persen, ibarat lari tinggal etape terakhir sementara energi sudah terkuras diawal,” ujar dia.
Tebu yang digiling, lanjut dia, mayoritas merupakan tebu milik rakyat atau petani yang menyebar dibeberapa kecamatan.
Mulai dari Kecamatan, Wonosalam, Bareng, Diwek hingga Kecamatan Ngoro.
”Karena sampai sekarang kami belum memiliki tebu sendiri, sehingga 100 persen tebu kami berasal dari petani tebu,” kata Azis. (fid/ang/ang)