Asal-UsulUncategorized

Gaya Arsitektur Masjid Syekh Muhammad Abdulloh Salim di Desa Jabon Jombang Kental Nuansa Jawa, Jadi Jujukan Musafir

×

Gaya Arsitektur Masjid Syekh Muhammad Abdulloh Salim di Desa Jabon Jombang Kental Nuansa Jawa, Jadi Jujukan Musafir

Sebarkan artikel ini
STRATEGIS: Masjid Syech Muhammad Abdullah Salim di Jl Basuki Rahmad Desa Jabon Kecamatan Jombang memiliki letak strategis. (Anggi Fridianto/Radar Jombang)

DesaKita.co – Masjid Syekh Muhammad Abdulloh Salim di Desa Jabon, Kecamatan Jombang memiliki desain cukup unik. Masjid yang berdiri sejak tahun 2001 ini memiliki gaya atap tumpang tiga.

Selain itu, karena letaknya di pinggir jalan nasional, masjid ini kerap jadi jujukan para musafir (orang yang dalam perjalanan).

Dari depan, terlihat masjid yang terletak di Jl Basuki Rahmad no 54 A dominan warna hijau. Gaya arsitektur masjid kental akan nuansa Jawa, terlihat dari gaya atap masjid berbentuk tumpang tiga. Masjid Syekh Muhammad Abdulloh Salim juga memiliki serambi yang cukup luas.

Biasanya jadi jujukan para musafir istirahat usai menjalankan ibadah salat. Masjid ini juga memiliki halaman parkir cukup luas sehingga bagi para jamaah tidak perlu memarkir kendaraan.

Ketua Takmir Masjid Syekh Muhammad Abdulloh Salim Ustad Syarifuddin menjelaskan, masjid tersebut mulai dibangun 2001. Awalnya, inisiatif pembangunan tersebut tercetus dari harapan seorang turis dari Kuwait bernama Syekh Muhammad Abdulloh Salim. Saat berkunjung ke Bogor, ia menyampaikan ingin membangun masjid untuk para musafir.

”Kebetulan dulu ada kontak dengan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia. Beliau menyampaikan masjid itu harus strategis yang terletak di pinggir jalan raya. Akhirnya kita usahakan mencari tanah yang strategis,” ujar dia.

Tak butuh waktu lama, kemudian Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Jombang Usman Efendi yang saat itu juga anggota DPRD Jombang menyambut inisiatif itu dengan menawarkan tanahnya untuk diwakafkan menjadi masjid. ”Akhirnya kita bertemu beliau dan menyampaikan mengenai rencana pembangunan masjid,’’ tambahnya.

Peletakan batu pertama pembangunan masjid akhirnya dimulai. Selain Dewan Dakwah Islamiyah Jombang, turut menjadi panitia, yakni Gus Karim Hasyim sepupu KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). ”Akhirnya dibangun, kemudian 2002 selesai,’’ jelas dia.

Masjid Syekh Muhammad Abdulloh Salim sejak awal dibangun belum pernah direnovasi sampai sekarang. Seluruh bangunan mulai dari atap hingga lantai seluruhnya masih orisinal sejak awal.

”Alhamdulillah meskipun terletak di jalan raya tetap terawat. Masjid ini buka 24 jam,” tandasnya.

Di masjid ini, juga ada program Jumat Berkah. Tak kurang dari 100 porsi makanan maupun minuman disediakan gratis untuk para jamaah. Jumat Berkah disediakan khusus bagi jamaah yang notabene musafir.

”Selain itu, kami juga memiliki green house perkebunan melon. Itu kita adakan sejak beberapa tahun terakhir sebagai bentuk kemandirian ekonomi masjid,” pungkasnya. (ang/naz/fid)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *