DesaKita.co – Jajanan tradisional sagon masih eksis di Jombang. Salah satunya ditekuni Yuli Sandra Dewi warga Desa Kwaron, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang.
Saat dikunjungi Jawa Pos Radar Jombang, terilihat sejumlah waita sibuk mengolah bahan-bahan pembuatan sagon rumah Yuli. Mereka berbagi tugas, ada yang kebagian membersihkan kelapa, ada juga yang memarut kelapa.
Yang lain bertugas di depan penggorengan hingga sibuk dengan pencetak kue di tangannya.
Begitulah kesibukan sehari-hari di rumah milik Yuli.
”Jadi ya memang begini cara produksi sagon, prosesnya panjang, karena memang masih manual,” ungkapnya.
Sagon merupakan jajanan tradisional yang berbahan utama kelapa. Proses pembuatannya, dimulai dari mengupas dan membersihkan kelapa. Untuk pembuatan sagon, Yuli biasanya menggunakan kelapa yang sudah tua karena rasanya yang akan lebih gurih.
”Dibersihkan itu biar warna sagonnya nanti bagus. Setelah dibersihkan, kelapanya kemudian diiris agar lebih mudah saat diparut,” lanjutnya.
Parutan kelapa itu, kemudian disangrai tanpa minyak hingga setengah matang. Proses sangrai ini, dilakukan untuk membuat rasa gurih parutan kelapa makin keluar.
”Setelah itu baru dicampur sama tepung ketan dan gula, kemudian dicetak bentuk bulat-bulat ini,” imbuhnya.
Setelah terbentuk, sagon itupun kemudian dioven hingga kering dan siap dijual dan disajikan. Karena terbuat dari kelapa, jajanan ini, memiliki citarasa yang gurih dan renyah karena teksturnya yang kering dan crunchy.
”Untuk yang di sini, biasanya dijualnya di toples plastik dengan beras 500 gram, harganya Rp 40 ribuan,” lontarnya.
Yuli menyebut, sagon buatannya itu tak hanya beredar di wilayah Jombang saja. Beberapa pemesan, sering kali datang dari Surabaya hingga Jakarta.
”Biasanya pesan lewat online, ada yang dibuat sendiri, ada juga yang dijual lagi,” pungkasnya. (riz/naz/fid)