DesaKita.co – Kenaikan harga kedelai impor yang signifikan membuat perajin tahu di Kabupaten Jombang kelimpungan.
Agar tetap bisa tetap produksi, mereka memperkecil ukuran tahu.
’’Harga kedelai impor saat ini telah mencapai Rp 9.000 per kilogram, meningkat dari harga sebelumnya yang hanya Rp 8.000,’’ kata Nuryatin, salah satu perajin tahu di Dusun Bapang, Desa Sumbermulyo, Kecamatan Jogoroto, Jombang, (7/1).
Baca Juga: Intip Profil Abdul Haris, Kepala MTsN 9 Jombang yang All Out Jadi Pendidik Karena Jatuh Cinta
Kenaikan ini dianggap cukup memberatkan, terutama bagi perajin kecil yang bergantung pada bahan baku tersebut.
’’Kenaikannya itu bertahap, mulai dari seratus, dua ratus rupiah, terus naik. Sama seperti sebelumnya, kedelai selalu naik,’’ ucapnya.
Untuk mengatasinya, perajin memperkecil ukuran tahu. Karena tidak bisa menaikkan harga tahu.
Langkah ini diambil untuk menjaga margin keuntungan agar tetap ada dan menghindari kerugian akibat melonjaknya harga kedelai.
’’Kalau harga dinaikkan takutnya pelanggan lari,’’ ungkapnya. Para pegrajin tahu di Jombang berharap ada langkah dari pemerintah untuk menstabilkan harga kedelai impor.
Baca Juga: Harga Naik, Petani Kacang di Desa Brodot Kecamatan Bandarkedungmulyo Jombang Semringah
’’Kita berharap pemerintah menjaga agar kondisi ini tidak terus berlanjut, sehingga kita dapat terus berproduksi tanpa harus menaikkan harga tahu di pasaran, yang pada akhirnya akan berdampak pada konsumen,’’urainya.
Kenaikan harga kedelai bukan hanya menjadi masalah bagi perajin tahu, tetapi juga dapat mempengaruhi pasokan dan harga tahu di pasar.
’’Perhatian dari pemerintah sangat diharapkan untuk menjaga keberlangsungan usaha tahu,’’ ucapnya. (yan/jif)
Respon (1)