Lifestyle

Tips Mendidik Anak Ala Ning Eli Ketua Fatayat NU Asal Desa Tambakrejo Jombang

×

Tips Mendidik Anak Ala Ning Eli Ketua Fatayat NU Asal Desa Tambakrejo Jombang

Sebarkan artikel ini
ANGGUN: Ketua Fatayat NU Jombang Lailatun Ni’mah

Desakita.co – Bagi Ning Eli, dalam mendidik anak, ilmu agama harus jadi fondasi ilmu paling kuat sebelum mempelajari ilmu yang lainnya.

Tidak hanya untuk bekal masa depan, tapi juga untuk meneruskan perjuangan para pendahulu.

”Alhamdulillah, anak-anak sedikit banyak sudah mewarisi sifat mbah-mbahnya,” ungkap ibu tiga anak ini.

Dalam mendidik anak, Ning Eli memberikan ruang kepada anak-anaknya untuk menentukan pilihan sesuai yang diimpikan.

Namun, ia memberikan pengertian tentang kehidupan orang tuanya, memberikan gambaran, dan wawasan tentang pendidikan yang akan dipijak selanjutnya.

”Tugas kami hanya memberikan wawasan, awalnya saya tanya cita-citanya apa, agar kami bisa memberikan fasilitas untuk bisa meraih cita-cita dan kesuksesannya,” jelas wanita yang lahir di Jombang, 28 Juni 1981 ini.

Salah satu bekal agama yang diberikan adalah pendidikan di pondok pesantren.

Bukan di pondok pesantren milik sendiri, tapi di luar kota.

Tujuannya, agar anak memiliki rasa tanggung jawab yang lebih tiggi, lebih mandiri, kaya pengalaman.

Bahkan diharapkan pulang dengan membawa ilmu baru yang bisa diterapkan di pondok.

”Kalau sekolah di sini nanti rasa tanggung jawabnya kurang, karena sudah kenal dengan guru-gurunya,” jelas ibu dari M Rajeev Syauqi Al Farisi, M Reehan Asy’ari Al Farisi, dan Halimah Al Farisi ini.

Meski jauh dari rumah, ia terus memantau perkembangan anaknya.

Melalui ustad yang mengajar, ia setiap hari menanyakan kegiatan sang anak.

”Alhamdulillah anak saya juga terpilih menjadi ketua OSIS, kalau jiwa kepemimpinan insya Allah sudah niru mbah-mbahnya,” jelas alumnus Unisma Fakultas Hukum Tahun 2004 ini.

Ning Eli mendukung anaknya aktif di berbagai kegiatan sekolah.

Namun, ia selalu menekankan agar ilmu agamanya tidak sampai teledor.

Kepada anak-anaknya, Ning Eli sangat mencurahkan perhatian.

Ia sering mengajak anak diskusi dan tidak banyak menuntut.

Tidak hanya berperan sebagai ibu, ia juga merupakan tempat curhat, tempat sharing, dan tempat berbagi cerita bagi anak-anaknya.

Di tengah komunikasi itu, ia selipkan nasihat-nasihat yang dapat membentuk karakter baik bagi anaknya.

Ia selalu menekankan jika orang tua tidak bisa memaksa anaknya untuk bisa menjadi seperti yang diinginkan.

”Dukungan, fasilitas, dan pengertian itu yang wajib kita berikan, kita tidak bisa memaksakan kepada anak harus jadi seperti yang kita inginkan,” katanya.

Seperti didikan sang ibu saat Ning Eli masih kecil, menanamkan karakter kepada anak sembari menyuapi sebelum berangkat sekolah.

”Ibu tidak menuntut anak-anaknya harus suka di organisasi, yang selalu ibu tanamkan, perjuangan itu harus yang membawa manfaat untuk orang lain, kemanfaatannya apa harus jelas,” pungkasnya. (wen/naz/ang)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *