Desakita.co – Menjadi dosen di Universitas Jember, Muhammad Ziaul Arif merasakan perbedaan saat ia menempuh pendidikan S3 di Finlandia.
Yang paling membuatnya kagum pada sistem pendidikan tinggi di Eropa utamanya Finlandia, karena fasilitas untuk melakukan penelitian sangat lengkap dan modern.
”Sebelumnya saya juga S2 di inggris tahun 2012-2013, tapi tetap saja, saya sistem pendidikan tinggi di Eropa selalu bikin saya kagum,” ungkap Arif, sapaan akrabnya di Jombang.
Saat ini ia sedang studi S3 di University of Eastern Finland (UEF), Kota Kuopio, Finlandia. Arif merupakan seorang dosen di Jurusan Matematika FMIPA di Universitas Jember.
Dan studi yang ia lakukan saat ini mengambil Jurusan Fisika dan Matematika terapan, Program Doktor Ilmu Pengetahuan alam, Kehutanan dan Teknologi, Fakultas Ilmu pengetahuan alam, kehutanan dan Teknologi.
”Penelitian saya adalah tentang terapan fisika dan matematika untuktomografi di bidang industriminyak dan gas,” jelas warga Warga Desa Mayangan RT 10 RW 03 Kecamatan Jogoroto yang kini tinggal di Kuopio Finlandia tersebut.
Putra pasangan Hanani dan Chumaidah ini mulai menjalani studinya di Finlandia tahun 2018.
Belajar di luar negeri memberinya pengalaman dan memperluas perspektif baik secara akademik atau pribadi.
Secara akademik, ia bisa leluasa untuk terjun langsung dalam lingkungan penelitian yang komprehensif dan nyata dari suatu teori.
”Bidang Fisika dan Matematika yang dulu mungkin saat disekolah banyak anak-anak yang tidak suka atau takut dengan pelajaran tersebut, ternyata setelah studi disini saya mengetahui bahwa setiap teori yang ada bisa diterapkan secara nyata,” jelas Pria yang hobi Editing video, contentcreator, dan fotografi ini.
Sejalan dengan bidang keilmuan yang banyak ia dapatkan, di sana, Ziaul, sapaan akrabnya sebagai di Unej juga belajar menghargai keberagaman, mengembangkan keterampilan, beradaptasi sebab, ia juga tergabung dalam satu grup penelitian dengan mahasiswa lain dari India, Iran, Finlandia, Nigeria, dan Yunani.
”Belajar di UEF membuat saya bisa membangun jaringan internasional. Karena kita biasa mengikuti seminar internasional dan bertemu banyak ilmuwan lain. Saya sendiri telah mengikuti seminar internasional tiga kali, yaitu seminar internasional di FInlandia, di Portugal dan di Meksiko,” jelasnya.
Ia di Finlandia belajar setelah mendapatkan beasiswa Islamic Development Bank (IsDB) melalui tempatnya bekerja, yaitu Universitas Jember.
Beasiswa hanya untuk dosen-dosen di lingkungan Universitas Jember yang berminat belajar S3 di luar negeri.
”Karena Universitas Jember memiliki Kerjasama dengan Islamic Development Bank (IsDB) dan pemerintah Indonesia,” ungkap pria kelahiran Jombang, 11 Januari 1985 tersebut.
Persyaratannya sama seperti cari beasiswa sekolah ke luar negeri pada umumnya, seperti ijazah, surat rekomendasi, kemampuan Bahasa Inggris, serta proposal penelitian S3 yang akan dikerjakan juga harus lengkap dan jelas.
Setelah semua proses administrasi terpenuhi ada test wawancara. Setelah dinyatakan lolos harus mengikuti pelatihan Bahasa Inggris selama tiga bulan.
”Setelah lolos lagi, peserta kami diminta untuk mendapatkan surat bukti bahwa para peserta dinyatakan diterima untuk bisa sekolah S3 di Universitas yang di tuju yang biasa disebut Letter of Acceptance (LoA),” jelasnya.
Menurutnya kunci utama dalam mendapatkan beasiswa adalah menunjukkan kesesuaian antara tujuan akademik dengan program yang ditawarkan IsDB, serta menunjukkan potensi sebagai peneliti dan kontribusi yang dapat diberikan dalam bidang yang dipelajari saat kembali dari sekolah S3.
Ia memilih Finlandia karena negara itu dikenal dengan sistem pendidikan yang unggul, utamanya bidang sains dan teknologi.
Selain itu, UEF memiliki reputasi yang kuat di dunia penelitian bidang fisika dan matematika terapan untuk Tomografi diberbagai bidang industri.
”Belajar di UEF membuat saya mengenal banyak ilmuwan di dunia dan memiliki jaringan yang luas di berbagai belahan dunia untuk melanjutkan karir saya di dunia Pendidikan dan penelitian setelah selesai dan pulang ke Indonesia,” tambahnya.
Finlandia juga dikenal dengan negara terbahagia nomer 1 di dunia juga menawarkan kualitas hidup yang tinggi, lingkungan yang sangat aman, dan keindahan alam yang luar biasa, yang semuanya menambah daya tarik untuk belajar dan sekaligus menikmati hidup.
Jaminan Pendidikan terbaik dan gratis untuk anak-anak serta jaminan Kesehatan dari pemerintah merupakan hal yang menjadi alasan untuk memilih Finlandia.
Setelah setahun lebih di Finlandia, Ziaul memboyong istrinya Daana dan anak-anaknya Nada, Naura dan Naafia untuk menyusul ke Finlandia tahun 2019.
Satu-satunya hal yang membuatnya cemas ketika berada di finlandia adalah menghadapi tantangan barunya, termasuk soal budaya, bahasa utamanya cuaca yang sangat berbeda dari Indonesia dan Inggris, salah satu negara yang pernah ia tinggali.
Meski sudah merasakan negara dengan empat musim di Inggris, namun di Finlandia utamanya di Kuopio tempatnya tinggal sangat berbeda, pada awal saya tiba di bulan Maret, jika di Inggris adalah musim semi yang sejuk, di Kuopio masih penuh dengan salju, dengan suhu rata-rata -11 derajat celcius.
”Apalagi saya awal-awal ke sini persuapan tidak matang, belum cari tahu kondisi bulan maret seperti apa, dan saya tiba di Finlandia pas bulan Maret 2018,” jelasnya.
Musim dinginnya cenderung ekstrem. Bisa sampai enam bulan lamanya penuh dengan salju, dengan suhu bisa mencapai -35 derajat celcius di bulan januari-februari. Malam hari juga lebih panjang, bisa mencapai 20 jam.
Matahari bahkan tak terlihat selama tiga bulan.
”Hal ini bisa mempengaruhi kondisi psikologi seseorang jika tidak dipersiapkan secara mental dan fisik. Oleh karena itu, kami diwajibkan minum vitamin D setiap hari di musim dingin,” tambahnya.
Sebaliknya, musim panas Finlandia, matahari bisa terlihat hingga lebih dari 21 jam.
Dan tidak ada gelap, hanya remang-remang seperti kondisi mendung gelap saat hujan akan turun di Indonesia. Namun suhu sangat sejuk yang berkisar antara 20-25 derajat Celcius.
”Musim gugur adalah musim yang sangat indah di sini, karena pergantian warna-warna dedaunan dari hijau menjadi kuning/orange menyajikan pemandangan yang luar biasa yang bisa memberikan energi positif dalam belajar dan berkatifitas,” tambahnya.
Setelah lebih dari 5 tahun tinggal di Kuopio, Finlandia, hal tersebut bukan menjadi hambatan lagi.
”Saya sangat bersyukur dan menikmati setiap musim yang ada, karena apapun musimnya, banyak kegiatan-kegiatan di luar rumah yang bisa saya dan keluarga lakukan,” jelasnya.
Setelah menamatkan pendidikan S3, ia akan kembali ke Indonesia, menjalani kehidupan lagi sebagai PNS di Universitas Jember.
Tujuannya kuliah S3 di luar negeri adalah untuk mengembangkan institusi tempatnya mengajar, dari pengalaman-pengalaman yang didapatkan selama S3 di Finlandia.
Setelah kembali ke Indonesia, ia memiliki beberapa target.
Pertama, ia berencana untuk menerapkan dan membagikan pengetahuan serta pengalaman yang saya peroleh selama di luar negeri dalam bidang Fisika dan Matematika Terapan.
Melalui pengajaran, kontribusi pada proyek penelitian, atau kolaborasi dengan banyak peneliti.
Kedua, berkontribusi pada pengembangan pendidikan dan penelitian di Indonesia, terutama dalam memperkuat kerjasama antara akademisi dan industri seperti halnya universitas-universitas di Finlandia.
”Saya percaya bahwa penerapan ilmu pengetahuan adalah kunci untuk inovasi dan kemajuan teknologi,” jelasnya.
Ketiga, Ziaul tertarik untuk mendirikan sebuah kelompok riset atau lembaga yang fokus pada bidang Fisika dan Matematika Terapan di bidang tomografi, baik itu untuk bidang kedokteran, pertanian, maupun industri yang lainnya.
”Melalui kelompok riset ini, saya berharap dapat menginspirasi dan memotivasi generasi muda Indonesia untuk tertarik pada sains dan teknologi,” ungkap ayah tiga anak ini.
Keempat, mengingat pentingnya kolaborasi internasional dalam penelitian.
Dengan memanfaatkan jaringan kontak yang telah ia bangun selama di Finlandia. Kelima, ia ingin aktif dalam kegiatan sosial dan komunitas sains yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan apresiasi masyarakat terhadap ilmu pengetahuan.
”Di Finlandia terdapat banyak sekali yayasan pribadi yang menyumbangkan jutaan euro untuk para peneliti di berbagai bidang ilmu di universitas untuk mengambangkan suatu teknologi atau teori-teori sosial.
Hal ini menginspirasi saya untuk bercita-cita mendirikan suatu yayasan yang berkontribusi pada bidang sains dan terapannya,” ungkapnya. (wen/ang/bersambung)