Desakita.co – Impian Nabiila Brilliant Citrawida untuk kuliah di luar negeri terwujud lebih cepat.
Sebelum ia lulus dari S1-nya di Universitas Brawijaya, mahasiswa jurusan Sastra Inggris semester lima ini mendapatkan kesempatan untuk menjalani program pertukaran pelajar di Vytautas Magnus University di Lituania, salah satu kampus ternama yang berada di wilayah Eropa Utara.
”Saat ini saya melakukan program pertukaran pelajar IISMA dari pemerintah selama satu semester,” kata Lala, sapaan akrabnya.
Lala mengenyam pendidikan jenjang sekolah dasar MI Mujahidin (2016), kemudian melanjutkan di MTsN 3 Jombang (2019).
Ia kemudian melanjutkan ke MAN 2 Jombang (2022), dan kuliah di Universitas Brawijaya jurusan Sastra Inggris sejak 2022.
Memasuki semester lima, putri pasangan Widodo Poerwanto dan Umi Mahmudah tersebut mengikuti pertukaran pelajar program IISMA, yang fokus pada kegiatan akademik yaitu perkuliahan selama satu semester.
Ia juga sudah memulai perkuliahan di Vytautas Magnus University di Lituania sejak September 2024 hingga Januari 2025 nanti.
”Program IISMA 2024 dari pemerintah yang sedang saya jalani ini sepenuhnya beasiswa selama satu semester,” jelasnya.
Meski hanya enam bulan, ia tak ingin menyia-nyiakan kesempatan.
Selain kuliah, Lala juga aktif mengikuti kegiatan di luar akademik seperti berpartisipasi dalam kegiatan kampus seperti beberapa acara dari Erasmus+Students dan juga kegiatan seperti mengeksplorasi tempat-tempat bersejarah di Eropa, terutama Lituania.
Untuk mendapatkan beasiswa program IISMA 2024, bagi Lala adalah sebuah life-changing experience.
Mulai dari awal tahap pendaftaran beasiswa hingga tahap pengumuman beasiswa IISMA yang lolos.
Program IISMA ini memiliki beberapa tahap seleksi yaitu mulai dari tahap pendaftaran, kemudian tahap pemberkasan yang menglingkupi tes bahasa Inggris (TOEFL iBT/TOEIC/Duolingo/IELTS) dan penulisan essay menggunakan bahasa Inggris. Selain itu ada tes kebhinekaan, dan yang terakhir adalah tahap tes wawancara.
”Strategi yang saya lalukan untuk memperbesar peluang lolos seleksi program beasiswa ini adalah dengan mengikuti beberapa free online IISMA mentoring bersama dengan mentor-mentor keren yang merupakan IISMA Awardee 2023,” jelas warga Desa Ngudirejo, Kecamatan Diwek.
Baca Juga: Berikan Jaminan Perlindungan Tenaga Kerja Konstruksi, Ini Upaya Dinas PUPR Jombang
Dari bimbingan itu, ia mendapatkan banyak wawasan, tips and tricks untuk memaksimalkan aplikasi beasiswanya.
Menurutnya, bekal terpenting untuk ikut seleksi pertukaran pelajar di luar negeri adalah kemampuan berbahasa Inggris.
Sebab, bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa Inggris. Juga tekad yang kuat untuk belajar ke kenjang yang lebih tinggi dan profesional.
”Yang tidak kalah penting juga adalah sebagai anak bangsa, mendapatkan kesempatan untuk berkuliah di luar negeri adalah suatu wadah untuk meningkatkan kualitas diri dan dapat menyalurkan ilmu yang didapatkan di sana untuk memajukan negara kita tercinta,” ungkap gadis yang suka membaca buku dan mendengarkan musik.
Ia memilih negara Lituania karena mata kuliah yang diberikan di host university, Vytautas Magnus University, searah dengan jurusan yang sedang ditempuh di Universitas Brawijaya.
”Hal ini tentunya memberikan saya perspektif yang berbeda dan luas mengenai mata kuliah yang saya ambil di host university saat ini,” jelasnya.
Merasakan belajar di negara Barat, perbedaan sistem belajar di Indonesia dan Lituania menurutnya sangat berbeda.
Dosen maupun profesor di host university sangat santai dan tidak kaku terhadap peraturan selama mahasiswa mematuhi peraturan dan batasan di lingkungan akademik.
Seperti selalu hadir dalam setiap kelas dan ujian, mengerjakan tugas dan kuis yang diberikan dosen.
Perbedaan yang lainnya adalah soal cuaca, di mana ketika ia datang di negara tersebut saat sedang memasuki musim gugur.
Suhu sudah mulai mendekati -1°. ”Kami sebagai mahasiswa internasional harus cepat tanggap dalam menghadapi hal ini dan mampu beradaptasi dengan cuaca ekstrem di negara yang baru kami tinggali ini,” tambahnya.
Meski begitu merasakan musim gugur, dan bisa menjalani dengan banyak teman baru di mahasiswa internasional menjadi salah satu hal yang paling berkesan baginya. Sebagai seorang muslim, ia kesulitan menemukan masjid dan restoran halal di Lituania.
Di kota yang ia tinggali, yaitu Kaunas, hanya ada satu masjid yang tempatnya jauh dari asrama yang ia tinggali.
”Di sisi lain juga minimnya restoran atau tempat makan halal selain restoran kebab,” katanya.
Baca Juga: Cerita Semani, Guru Bahasa Inggris SMAN 1 Jombang Berhasil Tuntaskan S2 dari Beasiswa Ditjen Dikti
Beberapa culture shock juga ia alami, salah satunya air keran yang aman untuk diminum, juga hanya menemukan satu masjid di kota yang ia tinggali.
Setelah merasakan pertukaran pelajar, ia juga semakin yakin untuk kuliah di luar negeri setelah lulus S1 nanti. Hanya saja ia ingin mencoba ke negara lain.
Ia ingin mendaftar beasiswa di Universitas Helsinki, Finlandia dan Universitas Cambridge di Inggris.
Sama-sama di wilayah Eropa, ia ingin merasakan sensasi empat musim di negara lain, selain pertimbangan terpentingnya, yaitu kualitas univesitas seperti akreditasi dan jurusan yang akan ia ambil untuk jenjang S2. ”Negara Lituania ini untuk program IISMA 2024 selama satu semester saja, namun saya mungkin akan tetap mempertimbangkan negara-negara di Eropa untuk melanjutkan S2,” pungkas mahasiswa yang ingin menjadi dosen tersebut. (wen/naz)