Desakita.co – Dalam hal pendidikan anak, Diah mengutamakan penanaman agama. Ilmu agama menjadi pondasi pendidikan anak yang sangat penting, dikolaborasikan dengan demokrasi dalam mendidik.
’’Saya tidak ingin jadi ibu yang otoriter. Saya mendengarkan masukan anak, berdiskusi dan tidak memaksakan kehendak saya sendiri,’’ kata ibu empat anak ini.
Dia memiliki prinsip, pendidikan agama harus jadi pondasi, yang diberikan kepada anak pada jenjang pendidikan paling dasar.
’’Keempat anak saya minimal saat masih kecil harus sekolah di madrasah ibtidaiyah,’’ ungkapnya. Setelah ilmu agamanya dirasa cukup untuk membedakan yang salah dan yang benar, ia membebaskan anak-anaknya untuk memilih sekolah yang diinginkan. Termasuk di SMP, SMA dan perguruan tinggi.
’’Anak saya yang pertama kuliah di UM semester 8,’’ ucapnya. Anak kedua kuliah di Universitas Brawijaya. Ketiga di SMPN 2 Jombang. Anak keempat di MIN 1 Jombang.
’’Saya rasa MI sudah cukup untuk dia bisa membedakan mana yang salah dan mana yang benar. Makanya ketika SMP, saya bebaskan memilih sekolah umum,’’ kata ibu dari Imada Fajar Putra Wardoyo, Nisprima Wardani, Terra Sukma Wardani, dan Ferra Cahaya Wardani.
Selain ilmu agama, karakter yang selalu ditanamkan kepada anak adalah bertanggungjawab dan disiplin.
Diah lahir di Jombang 12 Februari 1983. Dia tampak lebih muda dari usianya. Pembawaannya happy dan ceria.
Sehari-hari, disibukan dengan kegiatan di sekolah serta merawat usahanya, penjualan sparepart motor. Serta bengkel motor di Candimulyo. Biasanya, dia melepas penatnya dengan bernyanyi di rumah.
’’Saya senang nyanyi kalau lagi bosen, lagi capek gitu. Biasanya nyanyi di rumah, nyanyi lagu-lagu pop era 2000-an,’’ terangnya.
Untuk menjaga kebugaran agar tetap fit, ia rutin olahraga. Biasanya lari setiap satu minggu sekali. Dia juga rutin makan sayur untuk menjaga kebugaran dari dalam.
’’Saya nggak aneh-aneh sih, lebih kepada suka sayur dan masak setiap hari untuk anak-anak. Karena kebetulan rumah juga dekat dengan pasar,’’ urainya. (wen/jif)