Desakita.co – Menkopolhukam Mahfud MD menghadiri kegiatan Haul Gus Dur ke-14 di Pondok Pesantren Tebuireng Sabtu (6/1) malam.
Dalam kesempatan itu, Mahfud memberikan testimoninya tentang Gus Dur yang menyebut demokrasi bukanlah pasar apalagi jual beli.
Selain Mahfud MD, sejumlah tokoh ikut hadir dalam kegiatan yang dihadiri ribuan masyarakat itu.
Di antaranya Wakil Gubernur Jatim Emil Dardak, Pengasuh Ponpes Tebuireng KH Abdul Hakim Mahfuz atau Gus Kikin, putri Gus Dur, Yenny Wahid, Pengasuh Pesantren Bumi Shalawat Sidoarjo KH Agoes Ali Masyhuri, dan pengurus cabang istimewa Nahdlatul Ulama (NU) Autralia dan New Zealand Nadirsyah Hosen (Gus Husen) juga hadir sebagai pembicara.
Mahfud MD dalam testimoninya mengatakan, Gus Dur sebagai 1 dari 4 tokoh dunia setelah abad ke-19 yang kepergiannya ditangisi banyak orang.
Tiga tokoh lain yang ia maksud, adalah Mahatma Gandhi dari India, John F Kennedy, mantan Presiden AS dan Ayatullah Khomeini, pemimpin revolusi Iran.
”Dan itu bisa kita rasakan bersama sampai 14 tahun kepergian Gus Dur, makam beliau tidak pernah sepi. Doa juga terus teruntai, dan tidak hanya dari kalangan muslimin saja,” ungkapnya.
Gus Dur menurut Mahfud Md juga seorang pemimpin ideal dan panutan.
Cara memimpin, cara mengambil keputusan, dan ide-ide Gus Dur disebutnya adalah contoh baik bagaimana menjadi seorang pemimpin bijaksana.
”Bagi saya, Gus Dur adalah pemimpin yang Indonesia 100 tahun sebelumnya tidak punya dan 100 tahun ke depan belum tentu ada lagi yang seperti beliau,” ungkapnya.
Cawapres Ganjar Pranowo ini, juga mengaku belajar banyak dari Gus Dur, utamanya soal bernegara.
Sebagai salah satu menteri yang menjabat di kabinet saat Gus Dur berkuasa, Mahfud menyebut pelajaran penting dari Gus Dur adalah tentang demokrasi yang tunduk pada konstitusi. Hal itu diungkapnya dari pembicaraannya dengan Gus Dur saat menjelang lengser.
Mahfud bercerita, saat itu Gus Dur bisa saja tidak dilengserkan asalkan mau menerima tawaran dan kompromi dengan berbagai parpol yang itu akan mengatur gerakan politik Gus Dur.
”Tapi Gus Dur tidak mau. Menurut Gus Dur, demokrasi bukan pasar, demokrasi itu bukan tukar-menukar jabatan publik. Demokrasi itu prinsip, penyelengaraan negara, di mana konstitusi harus ditegakkan,” tambahnya.
Karena prinsip itu juga, Gus Dur disebut Mahfud MD tak pernah memanfaatkan kekuasaan dan jabatannya untuk kepentingan pribadinya.
Menariknya lagi, Mahfud menyebut motivasinya menjadi cawapres Ganjar tak lepas dari wasiat Gus Dur. Yakni fokus memperbaiki penegakan hukum di Indonesia.
Dia kembali menceritakan pengalaman hidupnya bersama mendiang presiden keempat RI itu.
Menurutnya, Gus Dur ingin mengangkat orang-orang yang potensial, salah satunya adalah dirinya.
”Seperti saya kan tidak ada yang tahu Mahfud MD itu siapa, kan baru tahu sesudah diangkat Gus Dur. Ketika ada saya, ada mba Yenny, dan Muslim Abdurrahman, beliau bilang kalau saya penting untuk penegakan hukum di negara kita. Saya anggap sebagai wasiat dari Gus Dur bahwa saya harus terus menegakkan hukum,” ujarnya. (riz/naz/ang)