Pemerintahan

Cerita Maseta Rahma Arek Jombang Kuliah S2 di Korea: Awalnya Pengagum Drakor Kini Fokus Teknologi

×

Cerita Maseta Rahma Arek Jombang Kuliah S2 di Korea: Awalnya Pengagum Drakor Kini Fokus Teknologi

Sebarkan artikel ini
BERPRESTASI: Maseta Rahma kini menempuh S2 di Korea Advanced Institute of Science and Technology (KAIST). (Wenny Rosalina/Radar Jombang)

DesaKita.co – Sejak usia sekolah, Maseta Rahma, 25, mengaku sudah menyukai budaya Korea. Ia merupakan penggemar K-pop dan drakor (drama Korea). Dari kegemarannya itu, ia jadi berminat untuk belajar di Korea. Saat ini, ia tengah menempuh pendidikan S2 di Korea Advanced Institute of Science and Technology (KAIST).

”Di samping saya menyukai K-pop dan drakor, Korea Selatan adalah negara yang maju di bidang teknologi, juga ranking universitas di Korea jauh lebih tinggi di banding di Indonesia,” kata Maseta, warga Jl Dr Soetomo, Gang Kecamatan, Nomor 11, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang.

Putri pasangan Suroto dan Anita Kusuma Seta yang kini tinggal di Daejeon, Korea Selatan mengaku memiliki keinginan yang tinggi untuk menempuh pendidikan di luar negeri sejak lulus S1 Universitas Airlangga, jurusan Sistem Informasi, pada 2021 ini.

Maseta yang punya keinginan kuat ingin turut berkontribusi membangun pendidikan Indonesia menjadi lebih maju dengan bantuan teknologi mencoba melamar S2 di berbagai negara termasuk Korea. Tahun pertamanya mencoba peruntungan masih belum berhasil.

Kemudian ia memutuskan untuk magang di SeaBank Jakarta selama satu tahun. Di tengah masa magangnya, ia juga belajar untuk IELTS dan mematangkan persiapan lainnya untuk mengejar impiannya, yaitu belajar di luar negeri.

Setelah persiapannya matang, ia mendaftar lagi di berbagai negara, termasuk Korea. ”Tapi, di Korea saya hanya mendaftar di KAIST saja,” kata gadis yang hobi bermain tenis tersebut.

Usahanya berbuah manis. Ia berhasil diterima di beberapa universitas ternama di dunia. Yaitu University Collage London Inggris, University of Nottingham Inggris, The University of Manchester Inggris, University of Glasgow Inggris, University of Exeter Inggris, Monash University Melbourne, Victoria, Australia, dan di KAIST.

”Saya memilih Korea karena sudah sekalian dengan beasiswa dan memang mau fokus ke teknologi,” katanya.

Menurutnya, sebelum memutuskan untuk kuliah di luar negeri, hal yang perlu disiapkan adalah kemampuan berbahasa Inggris. Dengan dibuktikan dengan nilai IELTS minimal 6,5.

Juga harus memiliki esai terkait rencana belajar ke depan, menjabarkan tentang background kenapa memilih jurusan tersebut, negara tersebut, bahkan rencana ke depan setelah lulus.

”Dua itu sih yang menutut saya paling utama,” jelas Alumnus SDN Jombatan 3, SMPN 2 Jombang, dan SMAN 2 Jombang ini.

Maseta kuliah dengan KAIST Global Presidential Scholarship atau beasiswa yang didapatkan dari kampus untuk biaya pendidikan dan biaya hidup setiap bulan.

Setelah merasakan belajar di luar negeri, ia merasakan perbedaan sistem pendidikan di Indonesia dan di luar negeri. Salah satunya adalah kemajuan teknologi, fasilitas yang lebih banyak dan memadai, serta kebebasan berpendapat dan lebih terbuka.

Hanya saja, ia mengalami beberapa kesulitan saat awal-awal tinggal di Korea. Sebagai muslim, menurutnya Korea Selatan kurang mewadahi, minimnya tempat salat dan mencari makanan halal yang sulit. Sebab, protein utama yang jadi konsumsi masyarakat lokal adalah babi.

Di Korea juga terkenal dengan budaya ppali-ppali, atau budaya cepat-cepat. Itu juga yang jadi culture shock baginya sebagai warga baru Korea.

”Itu yang agak mengejutkan dan terkesan semua harus dilakukan secara terburu. Pernah saya lambat pilih supermarket di dalam kampus sampai ditegur petugasnya,” ungkapnya.

Namun, hal itu didukung dengan transportasi umum yang nyaman, tepat waktu dan bersih.

Korea tetap membawa kesan yang mendalam bagi Maseta, termasuk pengalamannya merasakan empat musim.

”Itu berkesan bagi saya yang terbiasa hidup di negara tropis,” jelasnya. Apalagi ketika ia berkesempatan untuk datang di konser-konser K-pop langsung di Korea. ”Saya sudah ketemu dengan idola saya, Blackpink, Super Junior, Shinee, NCT, CNBlue,” kata gadis kelahiran Jombang, 25 September 1999 ini.

Biasanya, untuk mengisi waktu libur, ia jalan keliling Korea Selatan. ”Seperti liburan kuliah musim dingin kemarin saya ikut program student exchange,” pungkasnya. (wen/naz/fid)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *