Pemerintahan

Waduh! Dinkes Jombang Temukan 269 Penderita HIV/AIDS Sepanjang 2023, Ini Penyebabnya

×

Waduh! Dinkes Jombang Temukan 269 Penderita HIV/AIDS Sepanjang 2023, Ini Penyebabnya

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi HIV/AIDS (Dinkes Jawa Timur)

Desakita.co – Tak ada peringatan khusus momentum Hari Aids Sedunia di Jombang, Jumat (1/12).

Namun, temuan angka kasus HIV/AIDS masih tinggi.

Bahkan, tren kasusnya melonjak hingga tercatat 269 kasus per Oktober. Ironisnya, sebagian besar mereka dari kalangan usia produktif.

Kepala Dinas Kesehatan Jombang drg Budi Nugroho menjelaskan, angka HIV/AIDS terus bertambah setiap tahun.

Temuan kasus terus melonjak dalam tiga tahun terakhir.

”Ada 269 kasus baru sampai Oktober kemarin. Rinciannya, 40 luar Jombang, dan 229 warga Jombang sendiri,’’ ujarnya melalui Haryo Purwono Kabid P2P, kepada Jawa Pos Radar Jombang, kemarin (1/12).

Ia lantas merinci, dari 229 warga Jombang yang terdeteksi HIV/AIDS, paling banyak tersebar di lima kecamatan.

Di antaranya, sebanyak 24 kasus dari Kecamatan Jombang, 18 kasus dari Kecamatan Jogoroto,

18 kasus dari Mojoagung, 17 kasus dari Diwek dan 15 kasus dari Kecamatan Kabuh.

Sedangkan sisanya, tersebar merata di beberapa kecamatan.

”Kita juga mencatat luar daerah sebanyak 40 orang. Jadi itu adalah kasus yang ditemukan di tempat pelayanan kesehatan di Jombang. Namun identitas kependudukannya berasal dari luar Jombang,’’ tambahnya.

Ia menguraikan, penyakit HIV/AIDS tak hanya menyerang orang dewasa.

Bahkan, dari data yang ada, paling banyak dari kalangan usia produktif yakni usia 25-49 tahun.

Faktornya juga beragam, namun paling banyak karena hubungan seksual bebas.

”Kasus HIV ini bagai fenomena gunung es, yang sudah ketemu hanya sebagian kecil,’’ jelas dia.

Salah satu indikator yang membuat angka HIV bertambah, lanjutnya, karena semakin banyak tempat fasilitas kesehatan di Jombang yang bisa mendeteksi temuan kasus.

Artinya, semakin banyak yang memeriksa, secara otomatis temuan akan semakin merata.

Disampaikan, dalam tiga tahun terakhir, tren kenaikan kasus HIV/AIDS di Jombang cukup signifikan.

Pada 2020, pihaknya mencatat ada 179 kasus baru, lalu 2021 berkurang sedikit ada 156 kasus.

Sedangkan 2022 melonjak lagi, ada temuan 196 kasus baru.

Bahkan, lonjakan kasus tak main-main di tahun ini. Tercatat mulai Januari hingga Oktober, temuan angkanya mencapai 269 kasus.

”Ya memang ada peningkatan. Sedangkan untuk November belum ada,’’ terangnya.

Padahal, berbagai upaya pencegahan dan penyebaran kasus HIV/AIDS terus dilakukan.

Termasuk langkah pencegahan sosialisasi HIV/AIDS, baik kepada anak-anak sekolah maupun kelompok masyarakat.

“Skrining HIV/AIDS juga kita lakukan kepada penderita TBC, serta ibu hamil,” tegasnya.

Untuk anak dari ibu orang dengan HIV/AIDS (ODHA), maka ada program makanan tambahan dan susu untuk daya tahan tubuh.

“Selain itu, jika sudah terdeteksi, kami juga melakukan pelacakan bagi penderita yang belum mendapatkan pengobatan,’’ pungkasnya. (ang/bin/ang)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *