Pemerintahan

Krisis Air Masih Melanda di Jombang, 689 KK di Dua Desa Ini Butuh Kiriman Air Bersih

×

Krisis Air Masih Melanda di Jombang, 689 KK di Dua Desa Ini Butuh Kiriman Air Bersih

Sebarkan artikel ini
ANTRE: Sejumlah warga Desa Manduro, Kecamatan Kabuh saat mengantre air bersih yang di drop BPBD Jombang. (Anggi Fridianto)

Desakita.co – Memasuki musim hujan, jumlah wilayah terdampak krisis air di Kabupaten Jombang bersih berangsur menurun.

Dari total tujuh dusun, kini tinggal tiga dusun dengan 689 kepala keluarga (KK) di Jombang yang terdampak krisis air.

Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Jombang Bambang Dwijo Pranowo, menjelaskan tiga dusun yang masih krisis air bersih itu meliputi Dusun Serning, Desa Banjaragung, Kecamatan Bareng dan dua dusun di Desa Manduro, Kecamatan Kabuh.

”Sejauh ini tersisa tiga dusun yang masih kita droping air bersih,’’ ujarnya melalui Stevie Maria penanggung jawab operasional lapangan, penanggulangan bencana dan kebakaran.

Dijelaskan, tiga dusun itu mencatat ada 689 kepala keluarga (KK) yang masih terdampak.

Rinciannya, Dusun Serning, Desa Banjaragung, Kecamatan Bareng, ada 42 KK yang terdiri 140 jiwa.

Kemudian, 297 KK dengan 1.057 jiwa di Dusun Dander, Desa Manduro, Kecamatan Kabuh. Serta 350 KK dengan 1.300 jiwa di Dusun Gesing, Desa Manduro, Kecamatan Kabuh.

”Lainnya sudah teratasi,’’ tegasnya.

Dari tiga dusun itu ada dua dusun di Desa Manduro, Kecamatan Kabuh yang hanya didrop air bersih seminggu sekali.

Berbeda dengan di Dusun Serning, Desa Banjaragung, yang masih rutin dua hari sekali.

”Kalau di Manduro satu minggu sekali karena hanya untuk menambahkan ketersediaan air bersih saja. Kemungkinan minggu depan sudah berhenti,’’ papar dia.

Dijelaskan, hujan yang mengguyur wilayah Jombang dalam dua hari terakhir sudah merata di 21 kecamatan.

Hal itu membuat sumur warga yang sebelumnya mengering, sudah mulai terisi kembali.

”Karena air tanah sudah mencukupi sehingga sumur warga terisi, jadi tidak lagi mengalami krisis air,’’ tandasnya.

Pihaknya juga mengimbau kepada masyarakat agar lebih mewaspadai anomali cuaca yang terjadi akhir-akhir ini.

”Kami minta agar waspada angin kencang, cuaca ekstrem serta adanya pohon tinggi, dan juga baliho supaya tidak terjadi hal-hal yang kita inginkan,’’ pungkas dia. (ang/bin/ang)

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *