Desakita.co – Tren penyebaran penyakit DBD yang disebabkan gigitan nyamuk Aedes Aegypti di Jombang semakin meresahkan.
Sejak Januari 2024, total ada 12 nyawa melayang dengan mayoritas pasien anak-anak.
Pj Bupati Jombang Sugiat mengingatkan, agar masyarakat meningkatkan kewaspadaan sekaligus rutin melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di rumah.
”Jadi DBD ini memang musimnya karena hujan, jadi kasusnya yang kemarin sempat turun sekarang naik lagi,’’ ujarnya kemarin.
Menyikapi tren kasus DBD yang kembali meningkat, ia akan kembali menggalakkan gerakan antisipasi dan penanganan.
Dimulai dari fogging, PSN serta imbauan ke masyarakat luas agar menjaga pola hidup bersih.
PSN bisa dimulai di tingkat RT dan tingkat desa
”Kita imbau masyarakat jangan sampai menyepelekan DDB. Artinya, kalau ada anggota keluarga yang merasa demam tinggi harus segera diperiksakan ke puskesmas dan rumah sakit,’’ jelas Sugiat.
Ia tak ingin, masyarakat baru memeriksakan anggota keluarga yang sakit jika kondisinya sudah parah. Semisal demam tinggi dan kejang.
”Jangan sampai telat. Harus diperiksakan dulu,’’ jelas dia lagi.
Pihaknya juga meminta rumah sakit dan puskesmas, optimal melayani masyarakat.
Baca Juga: Jangan Lengah, Kasus DBD di Jombang Masih Tinggi, Dinkes Petakan 5 Kecamatan Perlu Atensi
Ia mengimbau, tak menjadikan alasan administrasi jadi kendala dalam melayani masyarakat. “Artinya rumah sakit jangan sampai menolak. Harus tetap melayani dengan aturan yang ada,’’ tegasnya.
Terpisah, Direktur RSUD Jombang dr Ma’murotus Sa’diyah menyampaikan total 15 pasien DBD yang dirawat di RSUD Jombang per Senin (22/4).
Diantaranya, 13 anak dan 2 pasien dewasa. ”Ya, total hari ini ada 15. Yang pasien ada ada empat yang dirawat di ICU dan 9 di ruang Srikandi,’’ ujar dia.
Dari jumlah itu, dr Eyik, sapaan akrabnya, ada dua yang kondisinya kritis. ”4 masih di ICU tapi semoga aman.
Dengan rincian yang 2 stabil dan yang 2 masih kritis. Mohon doanya agar segera melewati masa kritis dan diberikan kesembuhan,’’ pungkasnya. (ang/bin/ang)