Desakita.co – Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) kembali memakan korban jiwa.
Dalam sehari kemarin (18/4), ada dua balita yang meninggal dunia setelah menjalani perawatan intensif di RSUD Jombang.
”Ya kemarin dalam satu hari, dua meninggal dunia, dua-duanya masih balita,” kata dr Ma’murotus Sa’diyah Direktur RSUD Jombang, kemarin (18/4).
Balita pertama yang meninggal itu inisial M, usia 3 tahun, asal Desa Jombok, Kecamatan Kesamben. Balita lucu ini tiba di RSUD Jombang dalam kondisi lemas karena Dengue Shock Syndrome (DSS).
Kemudian balita kedua yang meninggal dunia, berinisial I, berusia 9 bulan asal Desa Kepuhrejo, Kecamatan Kudu.
Baca Juga: Jangan Lengah, Kasus DBD di Jombang Masih Tinggi, Dinkes Petakan 5 Kecamatan Perlu Atensi
Sama seperti M, kedatangan I di RSUD Jombang juga dalam kondisi DSS. ”Kalau kondisi DSS itu memang sudah parah, dan dan langsung dirawat di ICU dengan penanganan khusus,” jelasnya.
Hingga kemarin, masih ada 10 pasien anak-anak dan dua pasien dewasa akibat serangan DBD yang diberikan perawatan intensif di RSUD Jombang.
”Yang tiga masih rawan, mudah-mudahan segera membaik,” harap dr Eyik, sapaan akrabnya.
Hingga saat ini, penyakit DBD masih menghantui semua kalangan. Tidak hanya anak-anak, serangan DBD juga menyasar kalangan usia dewasa.
Untuk itu kewaspadaan harus terus ditingkatkan. ”Kesadaran melakukan PSN masih harus terus dilakukan sebagai bentuk perlindungan pertama kepada keluarga,” tegasnya.
Sementara itu, Syaiful Anwar Plt Kepala Dinas Kesehatan Jombang mengatakan, adanya dua balita yang dilaporkan meninggal dunia di RSUD Jombang, secara langsung menambah jumlah korban meninggal akibat DBD.
Baca Juga: Minta Masyarakat Jombang Tetap Waspada! Dinkes Temukan 146 Kasus Positif DBD Tiga Bulan Terakhir
Sampai sekarang, sudah ada 12 pasien DBD yang tidak tertolong hingga meninggal dunia di sepanjang 2024.
”Laporan dari RSUD Jombang kami terima kemarin (Rabu),” ungkap dia. Ia menyampaikan, ada 9 pasien meninggal di bulan Februari, satu pasien meninggal di bulan Maret, dan 2 orang meninggal di bulan April. ”Mudah-mudahan tidak bertambah lagi, PSN harus terus dilakukan masyarakat,” pungkasnya. (wen/bin/ang)












