Pemerintahan

Inovasi Kecamatan Peterongan Jombang: Berikan Pelayanan Publik Secara Maksimal

×

Inovasi Kecamatan Peterongan Jombang: Berikan Pelayanan Publik Secara Maksimal

Sebarkan artikel ini
OPTIMAL: Camat Peterongan M Eryk Arif SSTP MM dan seluruh jajaran berupaya secara maksimal memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.

Desakita.co – Camat Peterongan M Eryk Arif SSTP MM selalu berupaya mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih dan profesional dengan mengusung moto pelayanan HEART (hati yang tulus, empati, akuntabel, ramah dan transparan).

Ini diwujudkan dalam bentuk pelayanan publik terkait pelayanan administrasi terpadu kecamatan (PATEN) yang memberikan 12 ruang lingkup pelayanan sesuai dengan standar.

Serta dilengkapi dengan call center pelayanan yang dapat diakses oleh masyarakat setiap saat.

Target terkait digitalisasi desa yang dicanangkan sejak 2023 juga telah tercapai.

Saat ini, seluruh pemerintah desa (pemdes) yang ada di wilayah Kecamatan Peterongan telah terkoneksi melalui aplikasi identitas kependudukan digital (IKD) dan  program cetak pengajuan teko deso (Cak NgaTeSo).

Baca Juga: Atasi Persoalan Genangan Air, Pemdes Kebontemu Peterongan Jombang Perbaiki Drainase Desa

Dengan sistem digital yang telah berjalan, seluruh pengajuan administrasi kependudukan (adminduk) tidak perlu dilakukan ke kantor kecamatan atau Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) Kabupaten Jombang.

Pengajuan perubahan, hilang dan tambah kurang anggota di kartu keluarga (KK) dan pengurusan akta lahir serta kematian sudah bisa dilakukan di desa.

’’Selama syarat-syarat telah terpenuhi, maka pengurusan adminduk cukup dilakukan di desa yang sudah diampu oleh operator ataupun perangkat desa. Proses yang singkat diharapkan benar-benar memberikan kemudahan kepada masyarakat.

Alhamdulillah kami mendapat dukungan dari seluruh kepala desa terkait ketersediaan sarana prasarana,’’ terang Eryk.

Pembangunan infrakstruktur di wilayah Kecamatan Peterongan yang berkembang pesat juga menjadi bukti komitmen Kecamatan Peterongan terhadap masyarakat.

Beberapa program infrastuktur yang telah dikerjakan di antaranya, pemeliharaan jalan aspal di Pasar Peterongan.

Hotmix jalan di terminal Kepuhsari hingga ke utara Desa Kebontemu. Serta hotmix dari Desa Ngrandu Lor hingga ke Desa Bongkot.

Penerangan jalan umum (PJU) Jl Kol H Ismail sampai ke Ngrandu Lor.

Baca Juga: Jalan Antar RT Desa di Jombang Ini Semakin Mulus, Ini yang Dilakukan Pemerintah Desa

Pembangunan infrastruktur dilakukan untuk mendukung potensi destinasi wisata yang ada.

Seperti wisata religi di salah satu pondok pesantren terbesar yang ada di Kabupaten Jombang yakni Pondok Pesantren Darul Ulum. Serta tujuan wisata lokal seperti Taman Kebon Ratu, Tirta Wisata Keplaksari serta Prasasti Tengaran.

’’Kami berusaha secara maksimal mengawal setiap program dan pembangunan untuk pengembangan potensi lokal demi kesejahteraan masyarakat yang ada di wilayah Kecamatan Peterongan dan sekitarnya,’’ terangnya.

Kecamatan Peterongan juga memiliki program terkait kesehatan jiwa bagi masyarakat di wilayahnya.

Baca Juga: Pemdes Krembangan Gudo Jombang Realisasikan Pembangunan IPA untuk Ketersediaan Jaringan Air Minum Warga

Pusat kesehatan jiwa terdapat di wilayah kerja Puskesmas Dukuhklopo berkolaborasi bersama Puskesmas Peterongan dengan pusat kegiatan berada di Desa Dukuhklopo dan Desa Bongkot.

’’Keberhasilannya terbukti dari beberapa pasien yang sembuh dan dapat diterima lingkungan masyarakat. Mereka juga kerap mendapat undangan dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur untuk menjadi motivator dan percontohan bagi daerah lain,’’ tegasnya.

Ciptakan Inovasi Untuk Tekan Angka Stunting

Kecamatan Peterongan memiliki cakupan wilayah yang terdiri dari 14 desa dengan luas wilayah mencapai 29,47 km². Jumlah penduduk 57.350 jiwa.

Tantangan utama yang dihadapi sejak 2023 terkait permasalahan stunting dengan angka prevalensi stunting mencapai 5,49 persen.

Berbagai program  dilakukan bersama lintas sektor guna menurunkan angka prevalensi stunting.

’’Inisiasi awal terkait inovasi program, kami ciptakan melalui Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kecamatan Peterongan yang telah melakukan evaluasi dan konsolidasi bersama dengan merumuskan inovasi yang dinamakan Bersama Peduli Atasi Stunting (Beli Anting) dan Gerakan Pola Asuh Orangtua Cegah Stunting (Gelora Cinta),’’ urai Camat Peterongan M Eryk Arif SSTP MM.

Dalam pelaksanaan inovasi program Beli Anting, TPPS Kecamatan Peterongan bekerjasama dengan Unit Pengumpul Zakat Badan Amil Zakat Nasional (UPZ Baznas) Kecamatan Peterongan yang telah memiliki donatur tetap dari beragam kalangan.

Target utama sasaran penerima, bayi bawah dua tahun (Baduta) yang masuk kategori risiko stunting disertai ketidakmampuan secara ekonomi ataupun kemiskinan.

’’Kami melibatkan unsur tenaga kesehatan (nakes) yaitu bidan dan kader desa untuk melakukan pendampingan secara komprehensif agar program ini berjalan lancar,’’ tambahnya.

Bentuk kegiatannya berupa santunan asupan makanan bergizi, susu dan telur.

Serta pendampingan kepada anak yang memenuhi kriteria untuk dilakukan intervensi spesifik selama 30 hari.

Setiap anak akan dilakukan pengecekan tinggi dan berat badan setiap minggu untuk dilaporkan secara berkala kepada TPPS Kecamatan Peterongan agar tepat sasaran.

Program Beli Anting dijalankan secara bertahap setiap bulan sesuai dengan data desa yang menjadi prioritas penanganan.

Program Gerakan Pola Asuh Orangtua Cegah Stunting (Gelora Cinta) merupakan sinergi program Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Timur yang telah dirancang dalam Anggaran Pendapat dan Belanja Desa (APBDes).

’’TPPS Kecamatan Peterongan menciptakan klusterisasi terkait intervensi stunting, karena setelah dilakukan evaluasi di lapangan ternyata kasus stunting tidak hanya terjadi kepada golongan keluarga miskin saja.

Pola asuh anak yang dilakukan oleh orangtua juga menjadi salah satu pemicu dalam terjadinya stunting,’’ terangnya.

Program Gelora Cinta menyasar pengasuhan orang tua serta pola pendidikan karakter terhadap anak. Utamanya agar selalu dalam pola hidup bersih dan sehat.

Ini melibatkan narasumber dari para kader dan nakes yang memahami ilmu pola asuh anak.

Kegiatan dilaksanakan setiap minggu di balai desa yang telah ditunjuk secara bergantian dan dilaksanakan secara berkelanjutan.

’’Alhamdulillah berbagai inovasi program yang telah kami jalankan telah berhasil menurunkan nilai prevalensi stunting di angka 3,59 persen per bulan September kemarin,’’ bebernya. (dwi/jif)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *