Desakita.co – Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA melakukan survei pemilihan kepala daerah 2024 di Kabupaten Jombang.
Survei dilakukan pada 16-22 Oktober 2024 dengan menggunakan metodologi multi stage random sampling melalui wawancara tatap muka kepada 440 responden dengan margin of error kurang lebih 4,8 persen. Hasilnya, elektabilitas Warsubi-Salman unggul di semua segmen pemilih sehingga menembus angka 60 persen.
’’Temuan survei LSI Denny JA terbaru, memperlihatkan elektabilitas pasangan Warsubi-Salmanudin Yazid di angka 60,0 persen dan pasangan Mundjidah Wahab-Sumrambah di angka 22,5 persen.
Sementara masih ada suara yang belum memutuskan/merahasiakan pilihannya sebesar 17,5 persen,’’ kata Koordinator wilayah LSI Denny JA untuk Jawa Timur, Imam Fauzi Surahmat, kemarin.
Pasangan Mundjidah Wahab-Sumrambah tertinggal cukup jauh dengan Selisih 37,5 persen dari Warsubi-Salmanudin Yazid.
Posisi ini tentunya semakin menempatkan pasangan incumbent menjadi tidak aman, karena di sisa waktu kurang dari satu bulan sebelum pelaksanaan pemilihan, mereka masih tertinggal cukup jauh. Butuh upaya yang ekstra keras untuk bisa mengejar ketertinggalan.
Baca Juga: Kunjungi Pasar Ngoro Jombang, Warsubi-Salman Sapa Pedagang dan Masyarakat
Mundjidah Wahab-Sumrambah sebagai bupati dan wakil bupati incumbent tidak mampu mengkapitalisasi satu periode kepemimpinannya sebagai modal dasar elektabilitasnya.
Kuatnya elektabilitas pasangan Warsubi-Salmanudin Yazid ini tidak terlepas dari tingkat kesukaan pasangan ini yang tinggi di angka 87,3 persen dibanding pasangan incumbent di angka 82,9 persen. Bahkan, ketidaksukaan terhadap pasangan incumbent lebih tinggi di angka 9,9 persen dibandingkan pasangan Warsubi-Salmanudin Yazid di angka 3,5 persen.
Peneliti LSI Denny JA, Fadhli Fakhri Fauzan, menambahkan, kondisi rendahnya elektabilitas pasangan incumbent Mundjidah Wahab-Sumrambah juga turut didasari oleh tingkat kepuasaan terhadap kinerja mereka sebagai bupati dan wakil bupati sebelumnya di angka yang rendah, yaitu bupati 66,6 persen dan wakil bupati 61,3 persen.
Serta tingkat keberhasilan kinerja bupati di angka 64,3 persen dan wakil bupati 62,7 persen. Angka kepuasan dan keberhasilan incumbent setidaknya di angka 75-80 persen untuk bisa kembali terpilih di gelaran pilkada.
Angka kepuasan dan keberhasilan yang rendah ini menjadi penyebab tingkat menginginkan kembali incumbent menjadi rendah, hanya di angka 30,5 persen dibanding yang tidak menginginkan di angka 46,1 persen.
Baca Juga: Mengejutkan! Survei LSI: Elektabilitas Warsubi-Salman di Pilbup Jombang 2024 Capai 53,9 Persen
Hal yang juga cukup menarik dari temuan survei ini, bahwa antara pilihan partai politik tidak serta merta selaras dengan pilihan Pasangan calon bupati-wakil bupatinya.
Ini memang didasari bahwa masyarakat lebih melihat sosok personal, figur, atau ketokohan dari calon ketimbang siapa partai pengusung dari pasangan calon tersebut.
Mayoritas masyarakat (84,3 persen) memilih calon bupati/wakil bupati terlepas diusung atau tidak dari partai yang disukai. Atau bisa jadi ini merupakan indikasi bahwa konsolidasi partai ke akar rumput belum maksimal.
Data berikut memperlihatkan bahwa banyak masyarakat yang pilihan partainya tidak selaras dengan dukungan partai ke pasangan calon bupati dan wakil bupatinya.
Semisal PDIP dan Demokrat yang dukungan partainya ke pasangan Mundjidah Wahab-Sumrambah, tetapi kebanyakan pemilih dari partai tersebut pilihannya ke pasangan Warsubi-Salmanudin Yazid.
Baca Juga: Komitmen Tekan Angka AIDS, TBC dan Malaria, Pemkab Jombang Raih Penghargaan Tingkat Nasional
Masih ada waktu bagi pasangan Mundjidah Wahab-Sumrambah untuk mengejar ketertinggalan. Namun, jika tidak ada strategi kampanye yang tepat serta pergerakan yang masif dan kuat, nampaknya Mundjidah Wahab-Sumrambah sebagai incumbent sulit untuk mengejar ketertinggalan bahkan mungkin akan semakin lebar jarak elektabilitasnya.(jif/naz/adv)
Respon (1)