Desakita.co – Jumlah lembaga SD negeri (SDN) dari tahun ketahun terus menyusut.
Tahun ini, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jombang kembali merencanakan merger beberapa SDN.
’’Sudah ada beberapa SDN yang kami nilai akan dimerger. Untuk jumlahnya, nanti saja menunggu kepastian,’’ kata Senen, kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jombang, kemarin.
SDN yang bakal dimerger ada yang berada dalam satu halaman.
Ada juga yang berjarak kurang dari 100 meter.
Ia telah memiliki tim analisa yang menentukan SDN layak dimerger atau tidak.
Sampai kemarin, Senen belum tahu kapan proses merger akan dilakukan.
Sebab, dirinya masih menunggu juknis terbaru dari BOS yang mengatur pencairan BOS bagi sekolah merger.
Pada beberapa sekolah yang telah dimerger sebelumnya, sempat mengalami kendala dalam pencairan BOS.
’’Kami khawatir, ketika merger, penyaluran BOS jadi tertunda.
Kita menunggu juknis BOS terbaru,’’ jelasnya. Tahun lalu, SDN yang dimerger baru bisa mencairkan BOS di tahap kedua.
Merger dilakukan agar tidak ada persaingan yang tidak sehat pada SDN yang berada dalam satu halaman.
Merger juga sebagai salah satu cara untuk mengatasi kekurangan guru.
Kepala SDN Jombang 2, Jamadi, yang dimerger tahun 2022 mengatakan, SDN Jombang 1 dan 2 yang dimerger menggunakan nama baru SDN Jombang 2.
NPSN yang digunakan, SDN Jombang 2. Sehingga pencairan BOS tahap ketiga tahun 2022 yang dicairkan hanya BOS untuk SDN Jombang 2.
’’Biasanya penggunaan NPSN menggunakan lembaga yang peserta didiknya lebih banyak,’’ jelasnya.
Namun mulai 2023, jumlah peserta didik sudah menjadi satu.
Sehingga pencairan BOS sudah kembali normal.
’’Mulai 2023 pencairan BOS hanya dua tahap, sudah mulai lancar,’’ jelasnya.
Pada 2021, ada 493 lembaga SDN.
Tahun 2022 turun menjadi 492 SDN. Pada 2023 turun cukup banyak sehingga tinggal 475 karena ada merger besar-besaran. (wen/jif/ang)