Desakita.co – Momen hari raya keagamaan kali ini sangat spesial bagi masyarakat Dusun Ngepeh, Desa Rejoagung, Kecamatan Ngoro yang dikenal sebagai kampung tiga agama.
Pasalnya, rentan waktu Hari Raya Nyepi berdekatan dengan Lebaran. Masyarakat setempat memiliki tradisi balalan atau berkunjung silaturahmi tiap hari raya keagamaan.
Dusun Ngepeh selama ini dikenal sebagai kampung toleransi antarumat beragama. Ada tiga agama di sini, mulai dari Islam, Hindu dan Kristen. Masyarakat selama ini hidup rukun dan damai.
’’Dari 550 KK (kepala keluarga), yang beragama Islam 475 KK, Kristen 55 KK dan Hindu 20 KK,’’ kata Kepala Dusun Ngepeh, Sungkono, kepada Jawa Pos Radar Jombang, Kamis (3/4).
Jumat (28/3) malam sebelum peringatan Hari Raya Nyepi, masyarakat beragama Hindu melakukan ritual keliling kampung. ”Penduduk yang lain istilahnya lihat di depan teras rumah masing-masing, mendukung acaranya berjalan lancar,” terangnya.
Begitu juga hari raya Nyepi yang jatuh Sabtu (29/3), masyarakat setempat menghormati warga yang tengah beribadah di rumah masing-masing.
Baca Juga: Kreatif, Sarung Tenun Buatan Warga Desa Plumbongambang Jombang Tembus Mancanegara Jelang Lebaran
’’Tidak ada yang memainkan sound atau musik dengan keras. Bunyi-bunyian apa saja dikurangi. Karena menghormati penduduk yang sedang Nyepi,’’ tutur Sungkono.
Begitu juga ketika Lebaran. Dusun setempat menggelar takbir keliling pada Minggu (30/3) malam. Tidak hanya diikuti warga muslim. Non-muslim juga ambil bagian.
’’Alhamdulillah acaranya juga meriah, ada hadiah juga. Yang dapat bukan hanya penduduk Islam, non-muslim juga dapat,” urainya.
Ada tradisi unik tiap peringatan kegamaan di Ngepeh. Bukan hanya saat Lebaran saja masyarakat berkunjung untuk silaturahmi dan mengucapkan selamat hari raya atau biasa disebut balalan.
’’Baik itu peringatan Natal ataupun Nyepi dan Lebaran pasti ada balalan berkunjung dan silaturahmi ke tetangga kanan dan kiri,’’ ujar lelaki berusia 52 tahun ini.
Maklum, dalam satu rumah biasanya ada anggota keluarga yang berbeda agama. Tradisi berkunjung tiap peringatan hari kegamaan sampai sekarang masih tetap dipertahankan.
”Sejak kakek buyut kami dulu begitu. Saling menghormati dan menjaga kerukunan antarwarga. Bahkan waktu Ramadan kemarin, warga yang beragama Kristen juga ada yang mengadakan buka bersama,” kata Sungkono.
Di Ngepeh ada 12 tempat ibadah. Rinciannya, satu masjid dan delapan musala. Serta dua gereja dan 1 pura. Jarak tempat ibadah juga berdekatan.
Pura Amrta Bhuana hanya berjarak 10 meter dari GPdi (Gereja Pantekosta Indonesia) Sejahtera dan berjarak 100 meter dari Masjid Quba’. (fid/jif/ang)
Respon (2)