Potensi

Aneh, Embung di Desa Sumberteguh Jombang Ini Justru Tak Bisa Diandalkan Petani Saat Musim Kemarau

×

Aneh, Embung di Desa Sumberteguh Jombang Ini Justru Tak Bisa Diandalkan Petani Saat Musim Kemarau

Sebarkan artikel ini
KERING: Kondisi Embung Ngabar di Desa Sumberteguh, Kecamatan Kudu mengering lebih banyak ditumbuhi rerumputan

Desakita.co – Kondisi Embung Ngabar di Desa Sumberteguh, Kecamatan Kudu belum maksimal untuk memenuhi kebutuhan irigasi sawah warga.

Pasalnya, daya tampung yang terbatas menjadikan Embung Ngabar setiap kemarau justru mengering.

Pantauan di lokasi, embung yang berada di pinggir jalan kabupaten dipenuhi rerumputan liar.

”Hampir setiap tahun waktu kemarau tidak ada airnya,” kata M Hamid salah seorang warga.

Selama ini air dari embung itu dipergunakan untuk mengairi sawah. Namun, hanya ketika musim hujan tiba.

”Awal kemarau masih ada, cuma sudah tidak bisa mengalir ke sawah,” imbuh dia. Itu membuat petani harus memutar otak.

Salah satunya harus menggunakan mesin pompa untuk mengambil air dari embung. Lalu dialirkan ke sawah.

Baca Juga: Dapat Dukungan Kades, Ini Cara Kecamatan Ngoro Jombang Pererat Kerukunan Perguruan Silat

Puncaknya lanjut Hamid, ketika seperti sekarang ini, sudah tak lagi bisa dimanfaatkan. Petani lebih banyak mengandalkan sumur bor di sawah.

”Hanya buat tanaman sawah saja, ketika (airnya) sudah tidak ada ya harus cari yang punya sumur bor,” ujar Hamid.

Dikonfirmasi terkait itu Kabid Sumber Daya Air (SDA) Dinas PUPR Jombang Sultoni mengakui, Embung Ngabar menjadi salah satu embung di utara Sungai Brantas saat musim kemarau tak lagi bisa dimanfaatkan. Karena sudah tak ada lagi pasokan air.

”Sebenarnya sudah tidak ada lagi kerusakan, jadi di sana tidak sampai satu tahun full ada airnya,” kata Sultoni.

Sebab, lanjutnya, embung itu pasokan airnya mengandalkan air hujan.

Baca Juga: Olah Kotoran Sapi Jadi Biogas, Warga Desa Carangwulung Jombang Hemat Cuan untuk Memasak

Ketika sudah tak turun hujan, dipastikan embung mengering. ”Setiap tahun ketika hujan tidak turun, pasti bulan delapan sampai menjelang musim hujan kering,” imbuh dia.

Sebenarnya ada aliran air dari saluran buang berada di hulu embung. Hanya saja, saluran air itu juga tak lagi dialiri air.

Sehingga tak bisa tertampung di embung. ”Makanya nol, kebocoran juga tidak ada,” sambung Sultoni.

Selama ini embung itu difungsikan untuk pasokan air sektor pertanian.

”Untuk irigasi tanaman padi, palawija dan awal tanam tembakau, kalau mengalir secara gravitasi sudah tidak mungkin, sehingga diambil menggunakan pompa,” kata Sultoni. (fid/naz)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *