Desakita.co – Desa Made, Kecamatan Kudu, Jombang dikenal punya sentra produksi camilan keripik gadung sebagai produk khas.
Ada puluhan warga yang turun temurun menekuni pembuatan camilan tradisional di Desa Made.
Keripik gadung Made dikenal memiliki rasa gurih, renyah dan aman karena pengolahan yang tepat.
Kepala Desa Made Winarsih menyampaikan, keripik gadung produk warganya memiliki cara khusus untuk menghilangkan racun umbi gadung.
Dengan memanfaatkan abu sisa pembakaran sayuran bayam. Selain dipercaya bisa mengeluarkan racun, abu sisa pembakaran bayam itu membuat tekstur keripik gadung lebih putih bersih.
Selain itu, bahan baku umbi gadung yang baru datang dan masih dalam kondisi segar langsung diolah untuk menghindari munculnya getah yang mengandung racun.
“Pengolahan yang sedemikian rupa, membangun kepercayaan tersendiri bagi konsumen,” katanya.
Cita rasa khas keripik gadung Made juga dipengaruhi bahan baku umbi gadung liar yang secara khusus dicari dari hutan sekitar.
Biasanya, warga mencari umbi gadung saat musim kemarau. Hal ini dilakukan saat umbi gadung dalam posisi sudah tua dan tidak terlalu berdaun.
Proses penjemuran juga dilakukan secara tradisional dengan mengandalkan terik matahari.
Menurut Susi Wijayanti salah satu warga yang membuat keripik gadung, pembuatan keripik gadung dimulai dari bahan umbi gadung yang dikupas dan dicuci air bersih.
Setelah itu umbi gadung diiris tipis dan dicampur dengan abu bayam. Proses selanjutnya, penjemuran di bawah terik matahari langsung selama sehari.
Setelah dijemur, irisan keripik gadung dimasukkan ke dalam air dan direndam selama dua hari dua malam.
Sambil dicuci bersih hingga warna menjadi keputihan dan tidak berbusa.
Kemudian dibersihkan, direbus selama kurang lebih 10 menit dengan menggunakan api besar.
Keripik gadung dalam bentuk krecek mentah lantas dijemur lagi selama dua hari supaya lebih awet. Setelah itu baru disimpan dengan dimasukkan ke dalam plastik.
Untuk pemasaran dan penjualan, rata-rata setiap rumah memiliki pengepul sendiri-sendiri. Namun konsumen juga bisa membeli langsung secara eceran.
“Keripik gadung yang dijual kebanyakan dalam kondisi siap goreng, namun ada juga yang menjual matang siap makan. Tergantung permintaan konsumen,” tutur Winarsih.
Karena itu Pemdes Made turut berperan serta aktif dalam mendukung keberlangsungan produksi keripik gadung.
“Diantaranya dengan memberi pelatihan khusus dalam hal pengemasan, serta bantuan alat produksi,” pungkasnya. (dwi/bin/riz)