Potensi

Manfaatkan Kamar Kosong, Warga Desa Talunkidul Jombang Panen Cuan dari Budi Daya Burung Murai

×

Manfaatkan Kamar Kosong, Warga Desa Talunkidul Jombang Panen Cuan dari Budi Daya Burung Murai

Sebarkan artikel ini
ULET: Gianto, 47 warga Desa Talunkidul, Kecamatan Sumobito yang sukses membudi dayakan burung murai batu kemarin (16/2).

Desakita.co – Berawal dari hobi suka memelihara burung, kini Gianto, 47, warga Desa Talunkidul, Kecamatan Sumobito bisa mendulang jutaan rupiah per bulan dari hasil budi daya burung murai batu.

Tak butuh tempat khusus, ia hanya memanfaatkan kamar kosong yang tak terpakai di rumahnya.

Budi daya murai batu yang digeluti Ginato, sekitar 2021 silam.

Ia mulai tertarik budi daya murai batu karena memiki harga pasar lumayan mahal.

”Ini saya pelihara di sebuah kandang khusus sehingga bisa bertelur rutin dan bisa menjual anakannya hingga belasan ekor per bulan,’’ ujar dia kepada Jawa Pos Radar Jombang, Minggu (16/2).

Awalnya, Gianto membudidayakan burung lovebird.

Setelah merasa piawai, ia kemudian ingin mencoba beternak burung yang lebih menantang yaitu burung murai batu yang dikenal dengan harganya yang mahal.

Baca Juga: Cerita Warga Desa Kebontemu Jombang Hasilkan Cuan dari Budidaya Kelinci

”Karena waktu itu belum punya modal, saya meminjam uang di bank Rp 10 juta.

Uang tersebut kemudian saya belikan dua pasang burung murai batu. Setiap pasangnya seharga Rp 5 juta,’’ tambahnya.

Ia mengakui, awal memelihara burung murai batu, dirinya bisa dibilang untung besar.

Sebab, burungnya bisa rutin bertelur setiap satu bulan sekali. Dari awalnya hanya satu pasang, kini ia memiliki tujuh pasang. Setiap pasangnya ia buatkan kandang tersendiri.

”Saat ini terus bertambah hingga kini menjadi belasan pasang,” ungkapnya.

Dalam budi daya murai batu, ia memanfaatkan tiga ruang kamar di rumahnya yang tak terpakai.

Ruang itu, kemudian diberi sekat dan diberikan tanaman serta pasir untuk tempat hidup murai.

Pemberian tanaman dalam pot dan pasir adalah untuk memberikan rasa nyaman agar murai lebih betah dan tidak gampang stres.

”Selain itu, pemberian pasir juga akan memudahkan kita saat membersihkan kotoran.

Disamping itu, pasir ini juga membuat kandang tidak bau,’’ terangnya.

Baca Juga: Bertemu Pembudidaya Ikan di Desa Gajah, Dosen Unwaha Jombang Kenalkan Sistem Akuaponik

Sugianto rutin membersihkan kandangnya 4-5 hari sekali.

Saat kotoran lumayan banyak, ia membersihkan dan kembali menabur dengan pasir kering.

”Memang harus telaten dan rutin membersihkan kandang.

Sehingga burung tidak stres dan tidak gampang terserang penyakit,’’ tandasnya.

Dari budi daya murai batu, Gianto mampu meraup omzet hingga mencapai jutaan rupiah per bulan. ”Alhamdulillah bisa untuk tambahan kebutuhan sehari-hari,” pungkasnya

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *