Uncategorized

Inspiratif, Desa Cukir, Kecamatan Diwek Jombang Sambut HSN dengan Bersih-Bersih Lingkungan

×

Inspiratif, Desa Cukir, Kecamatan Diwek Jombang Sambut HSN dengan Bersih-Bersih Lingkungan

Sebarkan artikel ini
KOLABORASI PEDULI LINGKUNGAN: Kepala Desa Cukir Sawung Agus Basuki memantau kegiatan bersih-bersih lingkungan di wilayah Dusun Tebuireng.

Desakita.co – Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) di Desa Cukir, Kecamatan Diwek, berlangsung berbeda. Pemerintah Desa (Pemdes) Cukir menggandeng berbagai elemen untuk menggelar kerja bakti bersih-bersih lingkungan.

Kegiatan ini melibatkan Forkopimcam Diwek, PT SGN (Sinergi Gula Nusantara) PG Tjoekir, tokoh agama, tokoh masyarakat, serta lembaga pendidikan di wilayah setempat. Ratusan santri turut ambil bagian dalam aksi bersih-bersih yang menyasar aliran sungai, makam umum, hingga saluran air. ”Seluruh partisipan termasuk ratusan santri terjun langsung dalam membersihkan lingkungan sekitar,” ujar Kepala Desa Cukir, Sawung Agus Basuki, Rabu (29/10).

Baca Juga:  Berlangsung Lancar dan Kusuk! Salat Tarawih Ramadan Hari Pertama di Masjid Agung Baitul Mukminin Jombang Dipadati Jamaah

Agus menyebut, kegiatan ini merupakan wujud nyata kepedulian terhadap lingkungan sekaligus bentuk penguatan peran santri dalam kehidupan sosial. ”Momen HSN tahun ini kami terjemahkan sebagai penguatan peran santri terhadap lingkungan sekitar,” terangnya.

Baca Juga:  Asal-usul Desa Keplaksari Peterongan Jombang: Dulunya Bernama Keplak, Berubah Setelah Banyak Warga Menanam Pohon 'Tom'

Ia menambahkan, kegiatan ini didukung penuh oleh warga dan berbagai pihak secara swadaya. ”Desa kami dikenal sebagai kampung santri karena keberadaan Pondok Pesantren Tebuireng serta banyaknya lembaga pendidikan Islam,” jelasnya.

Baca Juga:  Desa Mojowiryo, Kecamatan Kemlagi 101 Tahun Usia Desa, Warga Sumbang 400 Tumpeng

Menurut Agus, kerja bakti ini juga menjadi refleksi atas peran historis santri dalam perjuangan kemerdekaan dan pembangunan bangsa. ”Tujuan utamanya untuk terus meneladani semangat patriotisme dan keikhlasan para ulama dan santri terdahulu,” imbuhnya. (dwi/naz)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *