Uncategorized

Jatah Pupuk Bersubsidi Kurang, Petani di Desa Plosogenuk, Perak Jombang Terpaksa Beli Pupuk Non Subsidi

×

Jatah Pupuk Bersubsidi Kurang, Petani di Desa Plosogenuk, Perak Jombang Terpaksa Beli Pupuk Non Subsidi

Sebarkan artikel ini
MULAI TANAM: Budi petani asal Desa Plosogenuk, Kecamatan Perak, saat memberi pupuk tanamannya, kemarin.

Desakita.co – Memasuki musim tanam, petani di Desa Plosogenuk, Kecamatan Perak Kabupaten, mulai kesulitan mendapatkan pupuk subsidi.

Sebagian terpaksa membeli pupuk nonsubsidi untuk mencukupi kebutuhan tanam.

Menurut Budi, 48, salah seorang petani, jatah pupuk subsidi yang didapatkan dari pemerintah masih kurang untuk memenuhi kebutuhan sawahnya.

”Kalau pupuk subsidi memang dapat. Tapi masih kurang, karena saya per banon hanya dapat 50 kilogram,’’ ujarnya kepada Jawa Pos Radar Jombang.

Ia lantas merinci, 50 Kg pupuk subsidi yang didapatkan itu meliptui 35 Kg jenis Urea dan 15 Kg Phonska.

”Kalau dibilang cukup, ya dicukup-cukupkan, karena normalnya per banon 100 atau 1.400 meter persegi itu butuh 1 kuintal,’’ tambahnya.

Untuk itu, Budi terpaksa membeli kekurangan pupuk nonsubsidi untuk kebutuhan sawahnya.

Harganya terpaut sangat jauh. ”Ya terpaksa beli nonsubsidi, harganya bervariatif tergantung jenis. Tapi saya beli yang biasa, sekitar Rp 260 ribu per 50 Kg,’’ papar dia.

Melihat harga yang sangat tinggi itulah pihaknya berharap pemerintah bisa menambah jatah pupuk subsidi agar kebutuhan  pupuk di masa tanam dapat terpenuhi.

”Sebab, selama ini hasil produksi panen sangat tipis, itu belum pompa air untuk irigasi sawah dan lain-lain,’’ tegasnya.

Sayang, harapan petani untuk mendapat tambahan jatah pupuk subsidi tak bisa terealisasi.

Mengingat jatah pupuk subsidi dari pemerintah pusat yang diterima Kabupaten Jombang 2024 turun.

”Untuk alokasi pupuk bersubsidi 2024 menurun,’’ ujar M Rony Kadisperta Jombang, saat dikonfirmasdi terpisah.

Dijelaskan, pada 2023 Pemkab Jombang mendapat jatah 46.000 ton pupuk subsidi.

Sedangkan 2024 alokasi pupuk bersubsidi yang diterima Jombang hanya sekitar 24.000 ton.

”Ya memang setiap tahun, selalu terjadi penurunan,’’ tambahnya.

Lantas bagaimana harapan petani agar mendapat tambahan jatah pupuk subsidi?

Rony menyebut sulit direaliasikan mengingat alokasi pupuk subsidi dari pusat juga turun.

”Kita sebenarnya berharap agar jatah ditambah, namun barangkali petani bisa mengusulkan tambahan lewat wakil rakyat di tingkat pusat untuk menambah alokasi pupuk bersubsidi,’’ pungkas dia. (ang/bin/ang)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *