Uncategorized

Tak Takut Serangan Hama, Petani di Desa Kepuhkajang Tanam Melon Meski Masuk Musim Hujan

×

Tak Takut Serangan Hama, Petani di Desa Kepuhkajang Tanam Melon Meski Masuk Musim Hujan

Sebarkan artikel ini
SIAP TANAM: Sejumlah buruh tani di Dusun Bekel, Desa Kepuhkajang, Kecamatan Perak melakukan persiapan tanam melon diawal musim hujan, Jumat (5/1).

Desakita.co – Tak semua petani tanam padi saat musim hujan.

Seperti di Dusun Bekel, Desa Kepuhkajang, Kecamatan Perak, Kabupaten Jombang.

Beberapa petani menanam melon meski dihantui serangan penyakit jamur.

Pantauan di lokasi, lima orang buruh tani tampak sibuk mempersiapkan tanam melon.

Mereka mempunyai bagian sendiri. Ada yang melubangi plastik berwarna krem menggunakan alat.

Lainnya memasang potongan kayu. Sisanya menabur bibit melon ke setiap lubang.

Syamsul Arifin salah seorang petani mengatakan, menanam melon setiap musim hujan sudah dilakukan sejak empat tahun terakhir. ”Dalam setahun saya menanam tiga kali melon,” kata Arifin.

Dikatakan, musim tanam dimulai pada Januari, lalu April dan Agustus.

”Kecuali November sampai Desember tidak tanam,” imbuh dia.

Ada banyak alasan kenapa dia memilih tanam melon saat musim hujan.

Salah satu di antaranya tak banyak petani yang menanam tanaman serupa sehingga pesaingnya juga cenderung tak ada.

”Sebenarnya pengaruh ke tanaman saat hujan tidak seberapa, yang terpenting sawah lokasinya agak tinggi, bukan daerah genangan air,” tambah warga Desa Pucangsimo, Kecamatan Bandarkedungmulyo ini.

Karena alasan itu, dia kemudian menyewa sawah di Dusun Bekel.

Lokasi ini dinilai cocok karena permukaan tanah lebih tinggi dan jarang terjadi genangan.

”Di sini lebih tinggi,” lanjut lelaki berusia 28 tahun ini.

Menurut dia, yang terpenting tanaman melon selama musim hujan harus dirawat secara ekstra.

”Pokoknya tidak sampai kebanjiran Insya Alah aman,” tutur dia.

Meski begitu, serangan penyakit masih mengintai.

Paling sering yakni serangan jamur.

”Itu jelas muncul ketika hujan, tapi masih bisa dikondisikan dengan penyemprotan obat. Nanti setiap hari harus disemprot, supaya serangannya tidak banyak,” lanjut Arifin.

Dari lahan seluas 6.300 meter per segi, seluruhnya ditanami melon.

Pertengahan Januari hingga akhir Maret harus ekstra melakukan pewaratan.

”Tahun lalu dijual tebasan dapat 28 ton dengan berat satu buahnya hampir 2 kilogram, terjual, mudah-mudahan tahun ini bisa lebih banyak,” kata Arifin. (fid/ang/ang)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *