PemerintahanUncategorized

2.238 Warga Jombang Terserang TBC, 135 Di Antaranya Anak-Anak

×

2.238 Warga Jombang Terserang TBC, 135 Di Antaranya Anak-Anak

Sebarkan artikel ini
GRATIS: Pemeriksaan TBC di Kecamatan Bareng.

DesaKita.co – Angka tuberkulosis (TBC) di Kabupaten Jombang masih tinggi. Sepanjang 2023 tercatat ada 2.238 warga yang mengidap TBC. 135 di antaranya anak-anak. Angka ini meningkat dibandingkan 2022.

’’Ada peningkatan dari tahun 2022, tapi tidak banyak. Angka pastinya lupa saya. Yang pasti ada peningkatan tapi tidak banyak,’’ kata Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang, Haryo Purwono, Minggu (14/1).

Mayoritas penderita TBC berusia antara 17-65 tahun. Penderita usia anak-anak sebanyak 135. Biasanya tertular dari kontak erat dengan orang terdekat.

Rata-rata pengidap TBC tertular dari orang yang mengidap TBC lebih dulu. Sebab, TBC sangat mudah menular melalui udara. Saat pasien batuk, bersin, bahkan berbicara. ’’Kalau kondisi tubuh kita kurang baik dan ada kuman TB yang masuk ke tubuh kita, maka kita juga akan sakit TB,’’ jelasnya.

Pengobatan TBC dilakukan enam bulan tanpa henti. Bisa dilakukan di puskesmas maupun di rumah sakit. ’’Tergantung TB-nya. TB yang tidak resisten maka semua puskesmas sudah bisa mengobati TB,’’ ucapnya.

Kalau yang resisten biasanya ke rumah sakit. ’’Kalau sudah stabil baru dilanjut di puskesmas. Seluruh pengobatan TB gratis,’’ ungkapnya.

Mudahnya penularan TBC harus diantisipasi keluarga terdekat. Jika satu orang dinyatakan positif TB, satu keluarga harus mengikuti skrining. ’’Kalau ada yang suspek TB dilanjutkan dengan pemeriksaan selanjutnya untuk menentukan diagnosis,’’ bebernya.

Sementara untuk anak-anak dibawah lima tahun yang tidak terindikasi TB, tapi tinggal dalam satu keluarga TB, bisa dilakukan pencegahan dengan pengobatan 3-6 bulan.

’’Yang diatas 5 tahun kalau tidak suspek, dilanjutkan dengan pemeriksaan mantoux test untuk menentukan pengobatan pencegahan atau tidak,’’ lanjutnya.

Bentuk pencegahan yang lain, memisahkan alat makan yang digunakan pengidap TB dengan anggota keluarga yang lain.

’’Pencegahan yang lebih efektif, dengan menggunakan masker meski dalam rumah, selama dua bulan pertama pengobatan intensif,’’ terangnya. (wen/jif/fid)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *