Desakita.co – Kali Marmoyo di kawasan utara Brantas kembali meluber, Rabu (7/2) pagi.
Luberan sungai itu membuat beberapa area persawahan, jalan hingga permukiman warga di sejumlah desa terendam air. Akibatnya, aktivitas warga terganggu.
Pantauan Jawa Pos Radar Jombang, luberan Kali Marmoyo menggenangi persawahan dan jalan di Desa Pagertanjung, Kecamatan Ploso. Puluhan hektare sawah terendam.
Tanaman padi tak terlihat lagi. Kondisi lebih parah terlihat di Dusun Gedong, Desa Gedongombo, Kecamatan Ploso. Luberan Kali Marmoyo ini tak hanya menggenangi sawah. Air juga meluber hingga ke jalan dan permukimn.
“Sebenarnya sejak Selasa (6/2) air Kali Marmoyo sudah tinggi dan meluber ke sawah, tapi bertambah besar karena hujan di hulu semalam,” terang Lasiman Kepala Desa Gedongombo, kemarin (7/2) pagi.
Hal itu membuat debit air Kali Marmoyo tumpah dan memenuhi beberapa sekunder di sekitarnya.
Saking besarnya, air sampai meluber hingga ke jalan. “Ya lumayan juga genangannya, yang mengkhawatirkan arusnya deras. Jadi menganggu kegiatan masyarakat,” lontarnya.
Pihaknya menyebut, ada puluhan hektare sawah yang terendam banjir akibat Kali Marmoyo.
“Kalau sawah nyaris di semua dusun, dan semua sudah tanam padi,” imbuhnya. Kondisi ini tak beda jauh dengan musim hujan tahun lalu yang juga ada banjir dan genangan.
“Ya memang kondisi Kali Marmoyo sudah dangkal, debit airnya tinggi. Berharap hujan nggak turun lagi di hulu, biar cepat surut,” tegas dia.
Sementara itu, Kabid SDA Dinas PUPR Jombang Sultoni, ketika dikonfirmasi menjelaskan banjir yang melanda wilayah utara Brantas karena memang debit air Kali Marmoyo terlalu besar.
Bahkan, dua saluran pembuang tak sanggup mengurangi debit dengan cepat.
Berdasar pengecekan yang dilakukan, ia menyebut luberan Kali Marmoyo meluas hingga dua kecamatan.
“Dari pengecekan tadi luberan masih terpantau sampai wilayah Desa Sidokaton, Tapen di Kecamatan Kudu, air memang melimpah ke permukiman,” lanjutnya.
Hujan deras yang turun di hulu Kali Marmoyo memang membuat aliran air benar-benar tak bisa dibendung. Dua saluran pembuang yang siaga penuh untuk mengurangi debit air pun tak berkutik.
“Ada pembuang di samping PT CJI dan saluran pembuang Gotan semua berfungsi normal. Namun karena debit sangat tinggi, akhirnya luber ke permukiman dan sawah,” tambah dia.
Untuk sementara pihaknya hanya bisa pasrah. Bagi dia yang penting selama kondisi tanggul masih aman, maka bendung juga tidak ada hambatan. “Jadi ya tinggal menunggu surut saja,” pungkasnya. (riz/bin/ang)