Desakita.co – Sejumlah petani di Desa Bareng, Kecamatan Bareng, Jombang terancam merugi besar.
Pasalnya, tanaman padi mereka rusak akibat terserang hama wereng.
Saking parahnya, petani terancam gagal panen.
Seperti yang dialami Lewi, petani di Desa Bareng.
Ia mengaku tanaman hama wereng di wilayahnya cukup masif.
Tanaman padi di lahan seluas 4.200 meter persegi miliknya rusak parah bahkan terancam gagal paneh.
”Luasnya sekitar 4.200 meter persegi terserang hama wereng semua dan dipastikan gagal panen tahun ini,” terangnya.
Baca Juga: Lakukan Penyemprotan Masal Atasi Wereng, Cara Pemdes Tunggorono Jombang Dorong Ketahanan Pangan
Lewi mengatakan, tanda-tanda serangan wereng sudah terlihat saat tanaman padinya mulai berbuah.
Terlihat sebagian tanaman padi tak bisa tumbuh normal. Lama kelamaan tanaman mengering.
Bulir padi juga ompong Lewi sudah berupaya melakukan penaggulangan hama wereng, namun usahanya belum membuahkan hasil. ”Justru, semakin hari serangan wereng terus meluas,” bebernya.
Selain itu, ia juga terkendala biaya karena kebutuhan membeli obat-obatan juga butuh biaya besar.
”Jadi ya mau bagaimana lagi. Pastinya tidak ada hasil. Karena bulir padinya itu kosong,” bebernya.
Ditemui terpisah, Kabid Bidang Perlindungan Pasca Panen dan Pemasaran Hasil Pertanian Dinas Pertanian Kabupaten Jombang Akhmad Jani Masyhudi mengatakan untuk tanam musim tahun ini di Kabupaten Jombang ada beberapa daerah yang terserang hama wereng.
”Terutama di daerah-daerah yang melakukan pola tanam tiga kali menanam padi seperti di Kecamatan Bandarkedungmulyo ,Gudo, dan Bareng,” bebernya.
Sejauh ini, data luasan serangan hama wereng yang masuk dinas pertanian masih di bawah 10 hektare.
”Menurut data dari Dinas Pertanian Kabupaten Jombang untuk musim tanam ini total ada sebanyak 7 hektare yang terserang hama wereng,” terangnya
Untuk mengatasi serangan hama wereng, lanjut Yani, langkah dari dinas pertanian adalah melakukan pemantauan berikutnya juga dilakukan pengendalian terkait hama wereng.
“Jadi, ketika terjadi serangan hama wereng dilapangkan tetap yang di ujung tombak adalah petani dan selanjutnya petani melaporkan kepada petugas kalau memang dibutuhkan dukungan bahan pengendalian maka dinas bisa membantu bahan pengendalian yang akan digunakan bersama oleh petani,” pungkasnya. (yan/naz/ang)