DesaKita.co – Petani tembakau di utara Sungai Brantas, Jombang, Jawa Timur saat ini mulai memasuki awal panen.
Harganya diprediksi bakal terus naik, mengingat cuaca saat ini mendukung.
Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Jombang Lasiman mengatakan, puncak panen tembakau diperkirakan berlangsung September nanti.
Baca Juga: Musim Kemarau, Hasil Panen Semangka di Desa Ini di Jombang Melimpah, Bikin Petani Full Senyum
”Tapi sekarang sudah banyak yang panen, salah satunya di Kecamatan Ploso,” kata Lasiman kepada Jawa Pos Radar Jombang, Kamis (22/8).
Di kecamatan setempat misalnya, petani lebih banyak menanam jinten varietas lokal, yakni jinten pakpie dan manilo.
”Sudah banyak yang dipanen, terutama petikan awal daun bawah,” imbuh dia.
Harganya, lanjut Lasiman, juga varitatif, tergantung kualitas daun tembakau. Namun demikian, saat ini cenderung stabil.
”Bahkan harganya nanti akan semakin naik di puncak panen,” ujar Lasiman.
Baca Juga: Seru, Kecamatan Mojoagung Jombang Gelar Lomba Masak Nasi Goreng Antar-Instansi dan Pemdes
Salah satunya masih menurut dia, karena cuaca mendukung. Tidak diguyur hujan.
Dicontohkan, untuk petikan awal atau daun bawah harga penjualan kering atau janturan antara Rp 28.000-Rp 33.000 per kilogram.
”Rata-rata di sini dijualnya sudah janturan atau kering, jarang dijual basah,” tutur dia.
Begitu juga dengan harga tembakau rajangan atau sudah diproses menurut Lasiman, cenderung stabil.
”Sampai hari ini (kemarin) Rp 36.000-Rp 40.000 per kilogram,” ujar Lasiman.
Baca Juga: Dapat Dukungan Kades, Ini Cara Kecamatan Ngoro Jombang Pererat Kerukunan Perguruan Silat
Dia optimistis, harga tembakau musim kali ini bakal terus naik. ”Karena biasanya petikan daun atas ini harganya semakin mahal dibanding daun bawah atau petikan awal,” tutur dia.
Salah satunya karena kualitas daun atas cenderung bagus.
”Jadi petikan atau panen awal itu daun bawah, lalu naik lagi ke atas. Semakin ke atas kualitasnya semakin bagus,” ujar Lasiman. (fid/naz)