DesaKita.co – Upaya Pemkab Jombang untuk memindah warga terdampak longsor di Dukuh Banturejo, Dusun Jumok, Desa Sambirejo, Kecamatan Wonosalam, Jombang, Jawa Timur menuai batu sandungan.
Warga masih menolak dipindah karena alasan akses ke lahan.
Hal itu salah satunya diungkapkan Sanimin, 72, salah satu korban selamat dalam bencana tanah longsor.
Baca Juga: Pengendara Wajib Hati-Hati, Jalan Rusak di Desa Ini di Jombang Ditandai Keranjang Sampah
Ia mengakui, upaya sosialisasi dan membujuk warga untuk pindah dari rumahnya ke hunian sementara (huntara) memang sudah dilakukan pemerintah desa sejak tahun lalu.
’’Tahun dulu memang diminta pindah. Waktu itu ada retakan di Sumberlamong, ada yang mau pindah seperti Pak Gunadi, Mbah Nik itu,’’ ungkapnya.
Sanimin mengaku, rumah kedua warga itu memang sudah dalam kondisi parah dan retak.
Sehingga mereka akhirnya mau menghuni hunian sementara. Namun, itu tak berlaku baginya yang saat itu merasa rumahnya masih aman.
’’Di sini tidak ada (retakan,Red) karena jauh. Karena itu (saya) tidak mau dipindah. Daripada dipindah, saya pilih tinggal di kebun,’’ ungkap Sanimin.
Dia memilih tetap tinggal di rumah semi permanen miliknya yang kini hilang tertimbun longsor karena jarak dengan kebun dekat.
Baca Juga: Operasi SAR Bencana Tanah Longsor Desa Sambirejo Wonosalam Ditutup, Begini Penjelasan BPBD Jombang
Sanimin mengandalkan hidup dari hasilnya berkebun. Lokasi kebun yang dia garap berada di dekat lahan yang kini longsor.
’’Kalau pindah ke Jumok (huntara, Red), kan kejauhan, apalagi tenaganya sudah tua begini. Jarak dari rumah saya ini saja lebih dari satu kilometer ke Jumok (huntara, Red),’’ ungkapnya.
Setelah kejadian longsor yang mengubur rumah dan harta bendanya, Sanimin mengaku akan tetap enggan menempati hunian sementara. Ia kini masih tinggal di rumah anaknya dan belum memutuskan untuk tinggal di mana selanjutnya.
’’Solusi dari pemerintah ya saya tunggu. Cuma kalau dipindah (ke huntara, Red) ya tidak mau, saya pilih di kebun saja. Kalau memang tidak bisa di sini lagi, ya mungkin bangun apa (gubuk, Red) di sana, yang penting bisa buat tidur,’’ ucapnya.
Sebelumnya, Pj Bupati Jombang, Teguh Narutomo, mengatakan, tengah menyiapkan langkah lanjutan pascabencana tersebut. Termasuk, untuk menempatkan para warga terdampak ke tempat yang lebih aman.
’’Kita masih berproses, para korban terdampak akan diungsikan ke huntara,’’ ucap Teguh usai kunjungan ke lokasi longsor (24/1).
Ia akan segera menyelesaikan administrasi hunian tetap (Huntap) untuk para pengungsi korban tanah longsor.
Baca Juga: Warga Terdampak Longsor, Pemkab Jombang Bakal Sediakan Relokasi ke Huntara
’’Akan dilakukan percepatan proses huntapnya yang sudah di alokasikan dan segera kita selesaikan secara administrasi untuk segera bisa menempatinya,’’ katanya.
Hingga kini sudah ada 12 kepala keluarga (KK) yang menghuni huntara yang dibangun di tanas kas desa (TKD) milik Pemdes Sambirejo.
’’Yang setahun lalu ada 12 KK, insya Allah yang ini ada tambahan 2 KK, jadi jumlahnya 14 KK,’’ terangnya.
Meski begitu, pihaknya tidak akan memaksa warga yang enggan diungsikan ke huntara.
’’Kita tetap menghargai hak-hak warga. Kita tetap memberikan peluang dan fasilitasi terhadap warga yang berkenan. Tapi kita tidak bisa memaksakan. Kita tetap informasikan terkait bencana,’’ jelasnya. (riz/jif)