Lifestyle

Intip Profil Juli Murtini, Sosok Guru Pembimbing Olimpiade Geografi dan Kebumian yang Andal

×

Intip Profil Juli Murtini, Sosok Guru Pembimbing Olimpiade Geografi dan Kebumian yang Andal

Sebarkan artikel ini
Juli Murtini SPd MPd

Desakita.co – Juli Murtini SPd MPd merupakan salah satu guru yang turut berperan penting dalam capaian prestasi yang diraih siswa SMAN 3 Jombang. Dalam pengabdiannya, Juli ingin memberikan manfaat sebesar-besarnya pada lembaga tempatnya mengajar.

”Saya adalah seorang yang menikmati karier. Dalam setiap pekerjaan harus ada penghargaan dalam bentuk karya. Karena saya guru minimal saya harus bisa membuat siswa berprestasi,” kata Juli.

Lahir di Klaten, 16 Juli 1975, Juli telah lama mengabdi sebagai pendidik di Jawa Timur, khususnya di Kabupaten Jombang. Perjalanan pendidikannya dimulai dari SDN Jotangan 1 Bayat, SMPN 1 Cawas, dan SMAN Cawas Klaten. Ia melanjutkan pendidikan S1 Pendidikan Geografi Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), lulus tahun 1999. Kecintaannya pada dunia pendidikan mendorongnya melanjutkan studi S2 di bidang yang sama di Universitas Negeri Surabaya (Unesa). ”Karena saya dilamar oleh orang Jawa Timur, sebagai perempuan tentu harus ikut suami dan hijrah ke Jatim,” ungkap Juli, mengenang awal mula kariernya di Jombang.

Sebelum ke Jombang, setelah lulus S1, Juli sempat mengikuti kursus bahasa Mandarin di Taiwan. Saat masih menjadi mahasiswa, Juli aktif sebagai pegiat koperasi mahasiswa, jurnalis kampus, serta pengurus berbagai organisasi kemahasiswaan seperti HIMMA yang dulu disebut sebagai HMJ. Namanya cukup dikenal di UNY kala itu, sebagai aktivis baik internal maupun eksternal kampus.

Ia memulai kariernya sebagai guru di MTsN 1 Jombang. Sekitar tiga bulan setelahnya, ia diangkat menjadi CPNS di SMPN 2 Ploso sejak 2003 hingga tahun 2010. Awal Januari 2011, ia dimutasikan tugas ke SMAN 3 Jombang dan hingga kini mengabdi sebagai guru sekaligus wakil kepala sekolah bidang humas.

Ia menargetkan setiap tahun dapat membawa siswa-siswinya menjuarai lomba, terutama olimpiade Geografi dan Kebumian. Hampir setiap tahun, siswa SMAN 3 Jombang yang ia bina berhasil lolos OSN Provinsi. ”Saya pernah membina KIR selama tiga tahun dan mengirimkan karya siswa ke UGM, UNEJ dan berbagai ajang lainnya. Saat ini sudah ada teman yang membimbing geografi, jadi saya fokus kebumian,” terangnya.

Tak hanya membimbing siswa, Juli juga aktif mengembangkan kompetensinya. Tahun 2005, saat masih mengajar di SMP, ia berhasil masuk tiga besar nilai terbaik uji kompetensi guru (UKG) se-Kabupaten Jombang dan dikirim ke Yogyakarta mengikuti pelatihan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Di jenjang SMA, ia mencetak nilai sempurna dalam UKG dan menjadi salah satu instruktur nasional tahun 2015.

Ia juga tercatat sebagai Guru Penggerak Angkatan 11 sekaligus angkatan terakhir program tersebut. ”Alhamdulillah, ilmunya sangat bermanfaat. Saya bisa lebih memahami transformasi pendidikan secara menyeluruh,” ujarnya.

Saat ini, Juli menjabat sebagai ketua MGMP Geografi SMA Negeri Kabupaten Jombang, menjadi sosok sentral dalam pengembangan profesionalisme guru Geografi. Ia percaya bahwa untuk menjadi matang, seorang pendidik harus menjalani proses panjang dan terus belajar. Dengan semangatnya yang tak pernah padam, Juli Murtini menjadi teladan bahwa pengabdian sebagai guru bukan hanya soal mengajar, tetapi juga mencetak prestasi, menginspirasi, dan memberikan dampak nyata bagi dunia pendidikan.

Punya Hobi Berkebun

Sosok Juli Murtini, tidak hanya dikenal sebagai guru berprestasi di SMAN 3 Jombang, tapi juga sebagai pribadi yang membumi, aktif dalam kegiatan kemasyarakatan. Salah satu hobinya, yakni berkebun. Menurutnya, aktivitas berkebun jadi cara efektif untuk healing.

”Healing saya ya cukup melihat tanaman saya tumbuh subur. Saya bikin pupuk sendiri dari tutorial YouTube,” ujarnya sambil tersenyum.

Di kebun rumahnya, ia menanam beragam sayuran, bahkan ia mengembangkan sistem budi daya sayuran hidroponik. Hasilnya untuk dikonsumsi sendiri. ”Sayurannya lebih segar dan enak dipandang,” imbuhnya.

Meski berasal dari Klaten, Jawa Tengah, Juli mampu membaur dengan lingkungan barunya di Desa Mojokrapak, Kecamatan Tembelang dengan cepat. Ia aktif di kegiatan PKK desa, kegiatan keagamaan, dan menjunjung tinggi nilai sosial kemasyarakatan. ”Prinsip saya, di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Bersosialisasi kalau bisa bermanfaat untuk orang lain, itu saja,” ujarnya.

Bagi Juli, profesi guru adalah kewajiban utama, sementara aktivitas sosial adalah pelengkap. Dalam rumah tangga, ia dan sang suami sepakat untuk saling mendukung. ”Saya tidak pernah pergi ke mana pun tanpa izin. Rumah tangga itu gotong royong. Masak saya, yang menata suami saya,” ceritanya.

Kehidupan masa kecil yang penuh keterbatasan membentuk kemandirian dan rasa syukur dalam dirinya. ”Saya dulu tinggal di daerah kering, jam dua malam harus bangun demi mencair air. Jadi, hidup sekarang ini terasa sangat mudah,” kenangnya.

Juli juga pernah mengalami kecelakaan yang membuatnya tak bisa melakukan pekerjaan fisik berat. Namun, keterbatasan itu tak menghalanginya untuk tetap aktif. Olahraga juga tetap dilakukan meski dengan skala ringan.

Dalam mendidik anak, ia menerapkan pola asuh yang demokratis dan terbuka. Ia membebaskan anak-anaknya untuk berimajinasi, berencana, dan mengambil keputusan sesuai kebutuhan mereka. ”Segala sesuatu dasarnya kebutuhan, bukan keinginan. Saat SMP masih terpimpin, SMA mulai dilepas tapi tetap dipantau. Itu semua saya contoh dari cara didikan ibu saya dulu,” tuturnya. (wen/naz)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *