Lifestyle

Kepala SMAN Mojoagung Jombang: Puasa Tanamkan Disiplin dan Jiwa Sosial

×

Kepala SMAN Mojoagung Jombang: Puasa Tanamkan Disiplin dan Jiwa Sosial

Sebarkan artikel ini
Drs Waras MMPd, Kepala SMAN Mojoagung

Desakita.co – Bulan Ramadan secara rutin datang setiap tahun, sebagai bulan ke sembilan dalam kalender hijriyah.

Dengan demikian, puasa Ramadan selalu hadir setiap tahun. Sehingga tidak sedikit di antara orang Islam yang menganggap puasa hanya merupakan rutinitas, tanpa mempelajari dan memahami makna yang terkandung di dalamnya.

Padahal sangat banyak nilai dan makna yang dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari hari. Disamping pahala yang yang tak ternilai kelak di sisi Allah SWT.

Puasa mengajarkan nilai disiplin yang tinggi. Karena saat melaksanakan puasa terdapat aturan main yang sangat ketat.

Pada malam harinya ditanamkan niat. Arti pentingnya, segala sesuatu harus diniatkan agar bernilai ibadah dan betul-betul punya persiapan untuk melaksanakan.

Tanpa niat segala sesuatu tidak ada nilainya. Makan sahur, sangat disunahkan dilakukan beberapa saat sebelum terbit fajar atau diakhirkan.

Meskipun boleh dilakukan jauh sebelumnya, agar bisa memberi suplai energi selama puasa.

Pada sisi yang lain, ketika sudah tiba waktu Maghrib, disunahkan segera membatalkan puasa, atau yang lebih dikenal dengan istilah takjil.

Selama puasa, disamping tetap menjalankan ibadah-ibadah di luar Ramadan, bahkan dianjurkan untuk meningkatkan ibadah-ibadah  sunah.

Perlu juga diperhatikan hal-hal yang dapat membatalkan atau menghilangkan nilai puasa. Yang dapat membatalkan puasa:

Makan dan minum, berjimak, sengaja muntah, datang haid, keluar air mani dengan sengaja, dan murtad.

Sedang yang dapat menhapus nilai pahala puasa, meski puasanya tidak batal berdasar hadits Nabi Muhammad  SAW di antaranya:

Ghibah atau menggunjing, adu domba, berbohong, melihat dengan syahwat, dan sumpah palsu.

Bila kita perhatikan larangan-larangan selama puasa  tersebut ternyata akan dapat merusak nilai ukhwah dan menimbulkan permusuhan di antara sesama.

Dan semuanya itu hanya dapat dilakukan dengan penuh kedisiplinan.

Puasa menanamkan jiwa sosial. Selama berpuasa, kita dilarang makan dan minum, meskipun makanan dan minuman itu halal dan milik kita.

Bahkan meskipupun tidak ada orang yang tahu. Dilarang jimak meski dengan istri sendiri, apalagi yang bukan istri atau berzina. Naudzu billah.

Pada saat puasa, semua orang akan merasakan lapar dan dahaga. Dengan begitu diharapkan akan dapat merasakan bagaimana rasanya orang  yang sering kelaparan dan kehausan karena fakir dan miskin.

Sehingga nilai puasa akan menimpulkan empati dan jiwa sosial untuk gemar berbagi dengan sesama. Baik melalui infak, sadekah maupun zakat.

Dan yang perlu diingat, Allah berfirman ’’wamimmaa razaqnahum yunfiqun” dan dari rezeki yang kamu terima sebagian milik orang lain hendaknya diinfakkan.

Semoga kita tetap mendapatkan pahala, tanpa sebab yang dapat membatalkan dan menghapus pahala puasa.

Serta  tumbuh karakter displin, jiwa sosial dan gemar bersedekeh kepada sesama terutama fakir  miskin. amin

Oleh: Drs Waras MMPd, Kepala SMAN Mojoagung

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *