DesaKita.co – Kerajinan manik-manik kaca di Desa Plumbon Gambang, Kecamatan Gudo, Jombang sudah dikenal masyarakat Indonesia bahkan dunia sejak lama.
Manik-manik khas budaya nusantara hasil wrga Desa Pumbon Gambang ini, bahkan sudah tembus pasar internasional.
Hingga kini, manik-manik telah menjadi ikon desa yang dikenal oleh semua kalangan.
Kepala Desa Plumbon Gambang Nur Wakit, menyampaikan produksi manik-manik hasil daur ulang limbah kaca ini mampu meningkatkan perekonomian warganya.
“Tercatat ada puluhan rumah produksi manik-manik yang tersebar di Desa Plumbon Gambang dan mampu menyerap ratusan tenaga kerja warga sekitar,” ujarnya.
Limbah kaca yang tidak terpakai itu cukup diolah dengan cara sederhana. Dipanaskan hingga melebur dan dibentuk menjadi manik-manik dengan aneka motif.
Corak yang dihasilkan merupakan warna alami dari warna awal limbah kaca yang dilebur. Manik-manik yang dihasilkan lantas dirangkai menjadi kalung, gelang dan ragam aksesoris lainnya.
Selain limbah kaca, para produsen juga menggunakan bahan baku berkualitas untuk pesanan aksesori khusus.
“Agar tetap eksis dan semakin bergeliat. Para produsen kerap berinovasi serta memasarkan barang dagangnnya secara online,” katanya.
Sentra manik-manik budaya nusantara khas Desa Plumbon Gambang ini sudah dikenal masyarakat luas. Bahkan, menjadi daya tarik tersendiri bagi tamu dan pelancong yang berkunjung ke Jombang.
Tak heran, Desa Plumbon Gambang juga diusulkan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menjadi salah satu desa devisa di Provinsi Jawa Timur 2022 lalu.
Desa devisa merupakan program pendampingan yang digagas Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) berbasis pengembangan masyarakat atau komunitas.
“Program ini memberi kesempatan bagi wilayah yang punya produk unggulan berorientasi ekspor untuk mengembangkan potensi secara ekonomi, sosial dan lingkungan, bagi kesejahteraan masyarakat,” pungkasnya. (dwi/bin/riz)