Lifestyle

Cerita Jouvan Arek Desa Kwaron Diwek Jombang Bekerja di Jepang: Orang Jepang Sangat Ramah, Sempat Kesulitan Makanan Halal

×

Cerita Jouvan Arek Desa Kwaron Diwek Jombang Bekerja di Jepang: Orang Jepang Sangat Ramah, Sempat Kesulitan Makanan Halal

Sebarkan artikel ini

Desakita.co – Tahun pertama tinggal di Jepang tidak mudah bagi Jouvan Arbima Putra. Warga Dusun Sukopuro, Desa Kwaron, Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang ini mengaku kesulitan mencari makanan halal, hingga sulitnya berinteraksi menggunakan bahasa Jepang menjadi tantangan terberat baginya.

”Orang sini ramah-ramah, itu yang pertama bikin betah meski harus belajar lebih keras lagi untuk bisa lancar pakai bahasa Jepang,” kata pria yang kini tinggal di Tsurumi Kota Yokohama di Prefektur Kanagawa Jepang tersebut.

Jouvan merantau ke Jepang setelah lulus dari SMK Teknik PAL Surabaya. Ia tertarik dengan ajakan teman untuk ikut bergabung di Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) Sahabat Jepang Indonesia di Sidoarjo.

Enam bulan ia belajar di LPK, termasuk belajar bahasa Jepang sebagai bekal sebelum berangkat ke Negeri Sakura.

Setelah enam bulan ditempa di LPK, ia berangkat dan bekerja di pabrik pembuatan mesin otomatis di Jepang.

”Saya mengerjakan bagian perakitan barang. Sebelumnya saya belum pernah kerja. Kerja pertama kali langsung di Jepang,” kata putra pasangan Selly Shintya Dewi dan Hermawan tersebut.

Salah satu alasan Jouvan tertarik ke Jepang, yakni masyarakatnya yang dikenal memiliki etos kerja dan disiplin yang tinggi.

Selain itu, di bidang pengembangan teknologi, Jepang sangat maju. ”Jadi selain bekerja, saya ingin banyak belajar di sini,” bebernya.

Selain bahasa untuk modal beradaptasi, fisik dan mental menurutnya perlu disiapkan dengan matang sebelum berangkat ke Jepang.

”Karena jauh dari keluarga, makanya di Jepang harus mempersiapkan mental dan fisik,” katanya.

Menurutnya, salah satu tantangan tersulit adalah berinteraksi dengan penduduk asli Jepang. Bahasa Jepang yang belum ia kuasai dengan fasih membuatnya kesulitan untuk beradaptasi dengan penduduk lokal.

”Tapi orang sini ramah-ramah, jadi membuat kita nyaman meski tinggal di lingkungan baru,” jelas alumnus SDN Cukir 1 dan SMPN 1 Diwek tersebut.

Selain itu, tantangan lainnya dari makanan. Lantaran cukup kesulitan mencari makanan halal, Jouvan menyisatinya dengan memasak sendiri.

”Kalau beli harus memastikan itu halal tidaknya.

Jadi lebih baik belanja sendiri di supermarket bahan mentah, daging-daging yang ada logo halalnya,” katanya.

Dalam sehari, ia bekerja selama delapan jam. Biasanya waktu libur ia gunakan untuk istirahat. ”Kadang juga jalan-jalan di taman-taman yang dekat tempat tinggal saya,” pungkas pria yang hobi menggambar ini. (wen/naz/ang)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *