Lifestyle

Cerita Cahyani Ratna Sari Alumnus SMK BIM Jombang Sukses Berkarir di Jepang Sejak 2019

×

Cerita Cahyani Ratna Sari Alumnus SMK BIM Jombang Sukses Berkarir di Jepang Sejak 2019

Sebarkan artikel ini
Cahyani Ratna Sari

Desakita.co – Impian Cahyani Ratna Sari untuk bekerja di luar negeri sejak duduk di bangku kelas XI terwujud.

Iming-iming gaji yang tinggi membuat Oce, sapaan akrabnya, tertarik untuk menapaki karier di Jepang.

Selain itu, budaya kerja di Jepang juga sangat cocok untuk menempa katakter.

”Semenjak duduk di bangku kelas XI sudah ada minat untuk bekerja di luar negeri.

Saat itu ada dua opsi di China kuliah sambil kerja dan Jepang hanya kerja,” ungkap warga Desa/Kecamatan/Kabupaten Jombang yang kini tinggal di Ibaraki Jepang.

Sembari sekolah di SMK BIM Jombang, ia juga mulai memikirkan ke mana negara yang ingin ia tuju setelah lulus sekolah. Akhirnya Oce memutuskan Jepang.

Sebagai seorang caregiver, ia harus mempersiapkan kemampuan bahasa secara matang.

”Banyak orang meremehkan saya saat itu, anak ingusan baru lulus SMA langsung memilih bekerja di luar negeri,” kenang Oce.

Dipandang sebelah mata tak membuat semangatnya surut, justru semakin berkobar semangatnya untuk belajar.

Ia serius belajar bahasa Jepang. Setelah siap, pada 2019 ia berangkat.

Sebelum memutuskan berangkat ke Jepang, terlebih dahulu ia mencari banyak informasi tentang Jepang.

Mulai dari gaji, hingga daya tarik keindahan alamnya. ”Gajinya di sini lumayan menarik, alamnya juga indah, kultur juga menarik untuk dipelajari, itu yang membuat saya tertarik untuk ke Jepang,” tambah alumnus SMPN 1 Tembelang.

Lingkungan kerjanya juga nyaman, warga lokal yang supportif, ramah, dan tulus.

Serta bersedia mengajarkan dari nol sampai bisa dan mengerti.

”Awal adaptasi tentu saja sulit, meski sudah belajar bahasa Jepang, tapi kadang overthinking, kenapa orang Jepang hanya bisa bahasa mereka, jarang sekali ada yang bisa bahasa Inggris kecuali anak-anak muda, apalagi orang Jepang ngomongnya cepat-cepat banget,” tambahnya.

Seiring berjalannya waktu, Oce kini sudah mulai nyaman dengan Jepang.

Kemampuan berbahasanya juga sudah meningkat, bahkan sering dipercaya oleh bosnya untuk mendapatkan tugas khusus.

Menurut Oce, bekerja di luar negeri harus disiapkan secara matang dari niat dan mental yang kuat. Sebab, keberangkatan ke Jepang menurutnya cukup lama.

”Makanya kenapa keinginan harus kuat, karena persiapan keberangkatan lama, khawatir nanti di tengah jalan goyah,” jelas gadis yang hobi masak ini.

Tidak ada persyaratan lulus bidang pendidikan khusus.

Namun, bekal pernah belajar di bidang kesehatan membuat bekalnya semakin matang untuk menekuni pekerjaannya. ”Setidaknya tahu ilmu dasarnya, adaptasi tidak terlalu berat kalau sudah punya ilmunya,” ungkap alumnus SDN Jombang 3 tersebut.

Salah satu tantangannya, yakni beradaptasi dengan Iklim di Jepang. Apalagi saat datang musim dingin.

”Masuk angin terus saya, tiga tahun baru mulai terbiasa,” tambahnya.

Dalam hal agama, waktu ibadah, seperti salat dan puasa, harus serba dijelaskan kepada lingkungannya. Utamanya saat puasa, banyak yang mengkhawatirkan Oce ketika sedang berpuasa.

”Alhamdulilahnya di perusahaan saya sangat terbuka dan memberi ruang untuk salat dan puasa bahkan bebas boleh berhijab,” ungkap gadis kelahiran 1998 itu.

Menjalani kehidupan di Jepang, Ia juga harus selektif dalam hal makanan. Dengan memperhatikan logo halal di setiap resto yang ada.

”Di sini sudah banyak toko dan resto muslim friendly, yang ada logo menyediakan makanan halal,” tambahnya.

Kerja di Jepang menurutnya seru. Melihat kultur yang serba satset, sangat tepat waktu dan tertib dalam pekerjaan dan kehidupan. ”Awalnya keteteran, lama kelamaan sekarang terbiasa,” pungkasnya. (wen/naz/ang)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *