Desakita.co – Kepala SMPN 2 Jombang, Alim MPd, memiliki loyalitas dan tanggung jawab tinggi. Sejak kecil ia terdidik sebagai pekerja keras dan sosok yang bertanggung jawab.
Terbukti, ia sukses memimpin lima SMP negeri selama 14 tahun karirnya sebagai kepala sekolah.
’’Sejak kecil saya dididik bekerja keras dan dilatih bertanggung jawab oleh bapak saya,’’ kata putra pasangan Truno Marsam dan Raminten.
Lahir di Lamongan, 19 Maret 1965, Alim tumbuh besar di Kecamatan Modo. Ia memulai pendidikan di SDN Modo 1, kemudian ke SMP Trisakti Modo.
SPG Negeri Lamongan (Spesialisai IPS/Bahasa). Kemudian merantau ke Surabaya kuliah di IKIP Surabaya atau sekarang Unesa.
Alim dididik untuk menjadi pekerja keras sejak masih kecil.
Baca Juga: Intip Profil Riska Fimiyana Guru SMAN 3 Jombang, Sosok Pendidik Inovatif yang Jago Bahasa Inggris
Kelas 5 SD sampai SMP ia sudah diberi tanggungjawab oleh keluarganya.
Tinggal di tengah keluarga petani dan peternak, setiap hari selain sekolah, ia harus menggembala sapi di hutan, mencari kayu bakar, hingga bekerja di sawah.
’’Mengenang masa kecil itu terasa sangat pahit dan berat, tapi setelah dewasa tempaan itu membuat saya menjadi pribadi yang kuat dan bertanggung jawab,’’ ungkapnya.
Prestasi akademik Alim sejak kecil memang sudah moncer.
Langganan jadi bintang kelas setiap tahun. Selain tekun membantu keluarga, ia juga tak melupakan tugasnya sebagai pelajar.
’’Sesulit apapun hidupmu tetaplah menjadi pribadi yang baik,’’ tutur Alim mengingat pesan bapaknya.
Setelah lulus D2, Alim sempat menjadi guru honorer di SMPN 1 Modo.
Kurang dari setahun ia diangkat menjadi CPNS di SMPN 4 Jombang. ’’Saya ke Jombang karena SK, diangkat menjadi CPNS tahun 1988 memakai ijazah D2 saat itu,’’ katanya.
Baca Juga: Intip Sosok Fatihah Nurlailiyatussa’ada Siswi MAN 4 Jombang, Jadi Inisiator Muda Moderasi Beragama
Alim mengajar Bahasa Indonesia di SMPN 4 Jombang selama 24 tahun.
Di Banjardowo, tempatnya tinggal, ia bertemu dengan sang istri, Siti Khalimah, putri kepala desa saat itu. Lalu menikah dan tinggal di sana sampai sekarang.
Bahasa dan seni memang menjadi keahlian Alim sejak dulu.
Sejak kecil ia sudah suka menulis, melukis, juga membaca. ’’Kalau dari sisi psikologi, kecerdasan linguistik dan visual spasial yang lebih dominan pada diri saya. Waktu kecil, di tengah keterbatasan, saya sudah mulai senang menulis-nulis, menggambar, dan baca-baca apa saja,’’ ungkapnya.
Setelah jadi guru, ia kemudian kuliah S1 jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia di UPJB, hingga S2 Bahasa Indonesia di Unisma Malang.
Alim juga pernah ditugaskan belajar di Lombok, pada Universitas Mataram selama satu tahun sebagai peserta Program Pendidikan Sertifikasi Jalur Prestasi.
Pada 31 Desember 2011, pria yang berpostur tinggi besar ini diangkat menjadi kepala sekolah. Tugas pertamanya di SMPN 2 Wonosalam (2011-2013).
Kemudian ke SMPN 2 Ngoro (2013-2016), lalu ke SMPN 1 Perak (2016-2018), SMPN 1 Jombang (2019-2022), dan terakhir ke SMPN 2 Jombang (2022-sekarang).
’’Mungkin saya satu-satunya kepala sekolah yang pernah dimutasi dari SMPN 1 Jombang ke SMPN 2 Jombang. Padahal sudah kita ketahui sejak dulu, SMPN 1 dan 2 itu rivalitas dalam prestasi sangat tinggi.
Kayaknya belum pernah ada kepala sekolah yang dimutasi dari SMPN 1 ke SMPN 2 atau sebaliknya. Ini penuh tekanan, seperti perpindahan pelatih atau pemain dari Real Madrid ke Barcelona,’’ ungkapnya tertawa.
Sebagai kepala sekolah senior, Alim juga pernah menjabat sebagai sekretaris musyawarah kerja kepala sekolah (MKKS) SMP Negeri (2015-2018) dan menjadi Ketua MKKS SMP Negeri (2018-2021).
Ia juga pernah aktif menjadi Pengurus Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Dwijatama dan Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Jombang.
Dalam memimpin, ia mengutamakan tiga hal. Pertama komunikasi.
Sebab komunikasi yang baik akan menjadikan seluruh unsur di sekolah bekerja dengan baik.
Kedua dedikasi. Baginya, dedikasi adalah hal mutlak yang harus dimiliki guru dan kepala sekolah. Mendedikasikan diri untuk sekolah secara penuh, jangan setengah-setengah.
’’Sebab prinsip saya, bekerjalah dengan komitmen tinggi dan sepenuh hati,’’ tegasnya.
Ketiga prestasi. Baik prestasi yang diraih oleh siswa, guru, juga prestasi yang diperoleh secara kelembagaan.
Tidak hanya memberikan motivasi kepada siswa, ia juga memberikan keteladanan. Sebab Alim sendiri pernah menyandang predikat guru prestasi tahun 2005.
Baca Juga: Profil Diah Handayani Guru Asal Desa Candimulyo Jombang yang Getol Ikuti Perkembangan Iptek
Juga sebagai kepala sekolah prestasi 2018. ’’Sebetulnya dua kali jadi kepala sekolah berprestasi, tapi yang juara 1 pas tahun 2018,’’ kata kepala sekolah yang multi talenta ini.
Secara kelembagaan, ia juga mampu mengantarkan SMPN 2 Jombang sebagai sekolah dengan kinerja terbaik, hingga dapat BOS Kinerja.
Serta mempertahankan predikat Sekolah Adiwiyata Mandiri di SMPN 2 Jombang pada 2024.
’’Prestasi anak-anak jelas banyak sekali. Tapi di sini peran saya tidak sebagai pembina secara langsung, tapi sebagai pemberi motivasi dan penyambung komunikasi dengan anak-anak dan orang tua,’’ jelas kakek dua cucu ini.
Selama karirnya Alim juga mengantongi lebih dari 80 piagam atau sertifikat karena ia aktif mengikuti diklat, seminar, simposium dan lain-lain.
Terkait pembelajaran atau manajemen sekolah.
Menurutnya, sebagai seorang guru yang dapat tugas menjadi kepala sekolah, ia wajib mengikuti perkembangan dunia pendidikan, baik melalui media sosial, jurnal, maupun buku.
’’Saya juga meminta guru-guru untuk melakukan dua hal, update dan upgrade diri.
Artinya, mereka harus mengikuti perkembangan, dan harus senantiasa mengembangkan potensi diri,’’ urainya.
Apalagi, menghadapi siswa saat ia pertama kali mengajar dengan sekarang sangat berbeda.
Baca Juga: Intip Profil Sukristiono Siwi Subekti, Perintis Klub Tenis Jumbo Jombang, Anggotanya Terdiri Tokoh Senior
Dulu peran guru lebih dominan, kini guru justru harus berbaur dan memfasilitasi kegiatan yang dilakuka siswa. Membuat siswa aman dan nyaman. Serta menyampaikan pembelajaran secara menyenangkan tanpa kehilangan substansi materinya.
Hingga kini Alim masih aktif keliling sekolah untuk memantau pembelajaran dan suka bergaul dengan siswa.
Mendedikasikan diri di dunia pendidikan sejak 1988, Alim bakal memasuki masa purna tugas pada April mendatang. Namun perjuangannya di dunia pendidikan tidak akan berhenti karena masih diteruskan kedua putranya.
Wildan Lazuardi yang kini jadi guru olahraga di MTsN 16 Jombang serta Dani Ramadhana yang juga guru olahraga di SMA Al Ukhuwah Banjarmasin. (wen/jif)
Respon (2)