Desakita.co – Pembuatan kisdam atau tanggul darurat untuk pengecekan kerusakan Dam Karet di Desa Jatimlerek Kecamatan Plandaan terus dikebut.
Saat ini pembangunan kisdam sudah mencapai sekitar 50 meter.
Ditargentkan pekan depan pembangunan kisdam tuntas.
Pantauan di lokasi, Jumat (14/6) siang, terlihat pekerja menerjunkan alat berat guna memasang jumbo bag.
Sementara sejumlah pekerja lainnya sibuk memasukkan tanah ke dalam jumbo bag.
M Effendi salah satu petugas Dam Karet Jatimlerek sisi Desa Sudimoro, Kecamatan Megaluh mengakui, pembangunan kisdam belum tuntas.
Pembangunan tanggul darurat menggunakan tumpukan jumbo bag sudah mencapai sepanjang 50 meter.
”Kira-kira sekarang tinggal 15-20 meter yang belum terpasang jumbo bag,” kata Effendi.
Karena tak mengalami kendala material pasir, menurut dia, diprediksi minggu depan pemasangan jumbo bag di untuk menahan aliran Sungai Brantas di area pintu enam sudah tuntas.
”Paling tidak empat atau lima hari ke depan sudah selesai,” imbuh dia.
Pembangunan kisdam diperuntukkan untuk penanganan darurat sekaligus identifikasi tingkat kerusakan pintu enam Dam Karet yang jebol.
”Pertama akan dicek dahulu sejauhmana kerusakan pintu enam, apakah cukup ditambal atau diganti,” ujar Effendi.
Berdasarkan keterangan yang diterima dari Balai Besar Wilayah Sungai Brantas (BBWS) Brantas, sudah ada opsi ketika jebolan pintu itu bisa ditangani secara darurat.
”Akan ditambal, waktunya biasanya sampai dua bulan. Melihat tingkat kerusakan. Jadi, ada tim teknis yang menangani,” ujar Effendi.
Berbeda ketika kerusakan sudah parah, menurut Effendi, pintu dari material karet itu bakal diganti yang baru, sesuai opsi yang disampaikan pihak pemilik kewenangan sungai.
”Ketika jebolnya di dasar harus diganti, nanti jumbo bag akan ditambah lagi dan ditinggikan,” ujar Effendi.
Seperti diberitakan sbeelumnya, kerusakan pintu Dam Karet Jatimlerek menjadikan petani di kawasan utara Sungai Brantas kelimpungan.
Baca Juga: Dampak Dam Karet di Desa Jatimlerek Plandaan Jebol, Luas Tanam Padi Dipastikan Menurun
Dari hasil pendataan sementara yang dilakukan Dinas Pertanian (Disperta) Jombang, total luas lahan pertanian yang terdampak mencapai hingga 1.341 hektare, tersebar di wilayah Kecamatan Plandaan dan Kecamatan Ploso.
”Dari pendataan yang kita lakukan, total sekitar 1.341 hektare lahan mengandalkan pengairan dari Saluran Primer Jatimlerek,” terang Kepala Disperta Jombang M Rony, Rabu (15/5).
Guna kebutuhan irigasi pertanian, petugas mendatangkan dua unit mesin pompa tujuannya agar petani tetap bisa menggarap sawah (riz/naz)