Desakita.co – Banjir akibat luapan Afvoer Watudakon yang menerjang wilayah Kecamatan Kesamben hingga Senin (9/12) semakin parah.
Di sejumlah titiknya, ketinggian air bahkan mencapai 1 meter. Kondisi ini memaksa ratusan warga mengungsi.
Pantauan di lokasi Senin (9/12) siang, banjir merendam dua dusun. Masing-masing Dusun Beluk, Desa Jombok, dan Dusun Kedondong, Desa Blimbing.
Di wilayah Dusun Beluk misalnya, terdapat ratusan rumah warga tergenang banjir. Ketinggian air di dalam rumah bahkan mencapai di atas lutut orang dewasa.
”Mulainya sejak Jumat dini hari, tapi sampai masuk rumah itu Sabtu dini hari, dan ini yang paling tinggi muka airnya” terang Dwi Asih, 56, warga Dusun Beluk.
Memasuki hari keempat, bukannya surut, banjir yang merendam wilayah permukiman warga justru semakin tinggi.
”Padahal sudah tiga tahun tidak ada banjir setelah (sungainya, red) dinormalisasi, ini kok banjir lagi dan kondisinya lebih tinggi airnya dari 3 tahun lalu,” imbuhnya.
Akibat banjir, aktivitas warga terganggu. Warga kesulitan untuk memasak lantaran rumahnya digenangi banjir. Dwi Asih pun terpaksa tidak bisa berangkat kerja.
”Ini tadi harusnya ada rapat, tapi karena akses ke mana-mana susah karena banjir, ya akhirnya izin tidak masuk,” ungkap guru di salah satu sekolah di Kabupaten Mojokerto ini.
Selain menggenangi Dusun Beluk, Banjir juga terpantau menggenangi Dusun Kedondong di Desa Blimbing.
Ratusan rumah warga juga tergenang. Sebagian juga mengungsi.
Diwawancara terpisah, Kepala Dusun Beluk Sustiyo Budianto membenarkan kondisi itu. Ia menyebut, kondisi genangan banjir memang cenderung terus naik.
”Semakin parah kondisinya, debit airnya naik, cuacanya masih hujan juga. Daerah hulu juga masih belum surut airnya. Yang paling parah sampai 1 meter,” ungkapnya.
Pihaknya menyebut, dari data yang dihimpun setidaknya ada 320 KK dan lebih dari 800 jiwa yang terdampak banjir tersebut.
”Ada warga yang mengungsi, ke rumah saudara, namun ada juga yang masih bertahan,” imbuhnya.
Baca Juga: Kepala Desa se-Kecamatan Wonosalam Jombang Silaturahmi ke Warsubi, Ini yang Disampaikan
Ia menyebut, cukup bersyukur karena pasokan bantuan baik air bersih dan makanan sudah mulai datang.
”Air bersih sejak tadi malam sudah datang, makanan juga mulai tadi pagi sudah ada, cuma yang masih kurang air minum ini, untuk obat-obatan juga sudah ada untungnya,” pungkasnya.
Tak hanya itu, banjir juga merendam ratusan hektare sawah. ”Sawah di sini juga terendam semua,” imbuhnya.
Menurutnya, selain intensitas hujan yang tinggi, keberadaan tumbuhan eceng gondok dan kangkung juga memicu aliran air dari Afvoer Watudakon meluap.
”Eceng gondok dan kangkung banyak sekali, sehingga aliran air tidak bisa lancar, akhirnya meluap,” tandasnya. Ia berharap ada langkah-langkah yang konkret yang diambil pemerintah untuk mengatasi banjir. (riz/naz)