Pemerintahan

Bendung Karet Jatimlerek Jombang Bocor Lagi, Petani di Desa Ini Tak Bisa Garap Sawah

×

Bendung Karet Jatimlerek Jombang Bocor Lagi, Petani di Desa Ini Tak Bisa Garap Sawah

Sebarkan artikel ini
Petani di Desa Jatimlerek Kecamatan Plandaan tak bisa garap sawah.

Desakita.co – Sampai dengan Minggu (9/2) kemarin, pasokan air dari Sekunder Jatimlerek untuk mengairi sawah petani di utara Brantas masih mandek. Padahal, daerah irigasi Jatimlerek memiliki luas baku sawah seluas 1.211 hektare.

Kondisi ini membuat banyak petani yang tak bisa menggarap sawah.

Seperti yang terpantau Minggu (9/2) siang, sejumlah sawah petani di Kecamatan Palndaan kondisinya masih bero (nganggur). Beberapa alat pertanian, juga terlihat teronggok di sawah.

Beberapa petak sawah terlihat sudah mulai diratakan setelah dipanen.

”Kondisinya memang ya begini ini, mau lanjut tanam tidak bisa, karena dam karetnya tidak berfungsi,” terang Jamin Hadi, 77, petani Desa Jatimlerek.

Baca Juga: Penyebab Kerusakan Dam Karet Jatimlerek Jombang Akhirnya Ditemukan, Ada 2 Titik Pintu Rusak

Jamin menjelaskan, sawah di desanya itu, rata-rata sudah selesai panen. Kini, petani di wilayahnya itu tengah bersiap untuk membuat pembenihan untuk masa tanam selanjutnya.

”Sudah mulai persiapan tanam, tapi airnya mandek lagi, karena damnya rusak, ya otomatis tidak bisa lanjut,” ungkapnya.

Ia juga menyebut, sawah di desanya itu memang sangat bergantung pasokan air dari Sungai Brantas yang dialirkan melalui Sekunder Jatimlerek.

Kondisi tanah yang sangat menyerap air, membuat warga tak bisa berbuat banyak jika dipaksakan menggunakan pengairan disel.

”Di sini tanahnya tanah gram, air tidak bisa bertahan lama kalau tidak pakai sungai. Kalau pakai disel, mau berapapun banyaknya, begitu disel mati langsung habis airnya,” lontarnya.

Petani semakin kelimpungan lantaran sudah hampir sepekan ini pasokan air dari Sekunder Jatimlerek tak mengalir lantaran ada permasalahan di Bendung Karet Jatimlerek. Ia pun hanya bisa pasrah menunggu ada perbaikan segera dari pihak terkait.

”Ya, katanya mau swasembada pangan, katanya suruh tiga kali tanam setahun, tapi kalau kondisi damnya begini, air tidak lancar ya bagaimana bisa,” tambahnya.

Ia juga berharap, polemik di Bedung Karet Jatimlerek bisa segera teratasi. Baik terkait perbaikan pintu air yang bocor termasuk operator Bendung Karet Jatimlerek yang kabarnya banyak yang diberhentikan.

Baca Juga: Asal-usul Desa Daditunggal Kecamatan Ploso Jombang: Dulunya Ada 4 Desa, Lalu Dimerger Jadi Satu Desa

”Informasinya yang kerja tinggal satu (operator), itupun tidak berani menggembungkan karet karena tidak ada perintah, jadi ya bagaimana solusi pemerintah, kami tunggu ini,” pungkasnya.

Sebelumnya, Kepala Dinas PUPR Jombang Bayu Pancoroadi membenarkan terkait keluhan para petani di wilayah utara Brantas.

Selain ditemukan masalah kebocoran pintu bendung, juga minimnya operator Bendung Karet Jatimlerek.

Pemkab tengah berupaya mengkomunikasikan permasalahan tersebut kepada PU SDA Provinsi Jatim dan BBWS Brantas.

”Untuk Bendung Karet Jatimlerek pada hari Kamis (6/2) pagi jam 06.00 pintu nomor 6 kembali sobek sehingga debit air dari Sungai Brantas tidak bisa masuk ke intake Daerah Irigasi Jatimlerek,” kata Bayu saat dihubungi Jawa Pos Radar Jombang, Jumat (7/2).

Kondisi ini berdampak pada pasokan air yang masuk daerah irigasi Jatimlerek.

”Daerah Irigasi Jatimlerek memiliki luas baku sawah seluas 1.211 Ha dengan posisi sekarang adalah tanaman padi yang akan memasuki waktu panen pada pertengahan bulan Maret minggu ke-3 dan ke-4,” bebernya.

Disinggung terkait informasi sejumlah operator Bendung Karet Jatimlerek dirumahkan, Bayu tak menampik.

”Dan sekarang petugas yang mengoperasikan Bendung Karet Jatimlerek dari 8 personel, sebanyak 7 personel sedang dirumahkan karena belum adanya anggaran untuk honor mereka.

Baca Juga: Profil Lengkap Pj Bupati Jombang Teguh Narutomo: Awali Karir Jadi Dosen Hingga Inspektur Khusus Kemendagri

Sehingga saat ini tersisa satu tenaga saja di Bendung Karet Jatimlerek yang membutuhkan setiap 2 jam dipompa agar air bisa masuk ke intake Jatimlerek,  hal ini dilakukan karena sobeknya pintu nomor 6,” bebernya.

Terkait permasalahan tersebut, pemkab sedang berupaya mengkomunikasikan dengan Pemprov Jatim.

”Pemerintah Kabupaten Jombang saat ini sedang berupaya untuk mengkomunikasikan hal tersebut kepada PU SDA Provinsi Jatim sebagai pemilik kewenangan pada daerah irigasi Jatimlerek dan BBWS Brantas sebagai pemilik aset Bendung Karet Jatimlerek,” tegasnya.

Pihaknya juga melakukan pendataan bersama dinas pertanian luas lahan terdampak.

”Pada internal Pemerintah Kabupaten Jombang, dinas PUPR dan dinas pertanian sedang melakukan identifikasi lahan lahan yang akan terdampak dengan sobeknya pintu nomor 6 dari Bendung Karet Jatimlerek ini serta opsi perubahan tanam pada musin tanam ke 2 nanti (Bulan April) saat Bendung Karet Jatimlerek masih belum bisa beroperasi secara maksimal,” tandas Bayu. (riz/naz)

 

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *