Desakita.co – Selama Ramadan, jadwal ngaji di pondok pesantren lebih padat dibanding hari-hari biasa. Pagi, siang, sore bahkan malam ada kegiatan mengaji.
Pengasuh Pondok Putri Tebuireng, KH Fahmi Amrullah Hadziq menjelaskan, ngaji di Tebuireng selama Ramadan lebih padat. Sehari ngaji lima kali tiap usai salat.
’’Waktu ngajinya selama Ramadan full, setiap bakda salat wajib,’’ ungkapnya.
Kitab yang dikaji juga beragam. Ada Sahih Muslim, Miftahul Falah, At-Tibyan Fi Adabi Hamalatil Qur’an, Karomatul Ulya, dan kitab Ihya’ Ulumuddin.
Di luar Ramadan, santri Tebuireng ngaji kitab setiap setelah Asar, Maghrib, dan Isya. Setelah Subuh santri ngaji Alquran. ’’Setelah duhur biasanya istirahat,’’ pungkasnya.
Tambahan jam mengaji juga diberikan kepada santri Mamba’ul Hikam. ’’Tambahan ngaji setelah salat Duhur dan salat tarawih,’’ kata Maftuhah Mustiqowati, pengasuh PP Mamba’ul Hikam Jatirejo Kecamatan Diwek.
Kitab yang dikaji, Mawaidzul Usfuriyah, Fadhoilul Quran, Aqidatul Awam, Dardir Mi’raj, Bulughul Maram, Tafsir Yasin, Mukhtarul Ahadits Nabawiyah, dan Qomi’ut Tughyan.
Pada hari biasa, jadwal ngaji tiga kali sehari. Setelah Subuh, Asar dan Maghrib. Selama Ramadan ditambah menjadi lima kali. Ditambah ngaji setelah Duhur dan tarawih.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Kantor Kemenag Jombang Muhajir mengatakan tidak ada ketentuan khusus maupun juknis untuk kegiatan ramadan kepada pondok.
’’Tidak ada juknis, masing-masing pesantren biasanya memiliki kekhasan dari kitab yang diajarkan,’’ kata Kepala Kantor Kemenag Jombang, Dr Muhajir, kemarin.
Ketentuan libur untuk pondok pesantren juga tidak diatur. Yayasan sudah memiliki jadwal sendiri untuk libur santri.
Kemenag hanya mengatur jam kerja aparatur sipil negara (ASN) di lingkup kemenag. Juga jadwal libur siswa madrasah. (wen/jif)